Mohon tunggu...
KANIA MAYANG SARI
KANIA MAYANG SARI Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Sekolah Dasar di Karawang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwimingguan Calon Guru Penggerak Kabupaten Karawang Angkatan 10 Modul 1.1

30 Maret 2024   16:31 Diperbarui: 30 Maret 2024   18:50 1469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Syalom, Oom Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam  kebajikan

Salam Guru Penggerak..

Halo Bapak/Ibu Guru hebat,

Saya Kania Mayang Sari, Penulis sekaligus peserta Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 10 dari SD Negeri Curug II Kecamatan Klari Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Dalam artikel  ini penulis akan menceritakan refleksi jurnal dwimingguan modul 1.1 yaitu menyimpulkan dan merefleksikan pengetahuan dan pengalaman baru yang dipelajari dari pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) pada dunia pendidikan.

Refleksi yang saya ceritakan menggunakan model 4F (Fact, Feeling, Finding, Future)

 

Fact (Peristiwa)

Program Guru Penggerak angkatan 10 dibuka Dirjen GTK, Prof. DR. Nunuk Suryani, M.Pd pada hari Jumat, 15 Maret 2024 melalui daring dan disiarkan secara langsung melalui Youtube Ditjen GTK Kemdikbud RI dan dilanjutkan dengan mengerjakan pretest di LMS akun masing-masing.

Selama dua minggu, mulai 18 Maret sampai 30 Maret 2024, saya belajar melalui LMS tentang Refleksi Filosofis Pendidikan koneksi antar materi (kesimpulan dan refleksi), dan aksi nyata. Pada tanggal Nasional - Ki Hadjar Dewantara bersama fasilitator Santi Susanti, S.Pd. Kegiatan yang dilakukan dalam LMS, diantaranya eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual dan elaborasi pemahaman. 

Pada tanggal 27 Maret 2024 diadakan kegiatan Elaborasi Pemahaman bersama Instruktur Bapak Sofwan, S.Pd melalui Google Meet tentang pemahaman mendalam konsep Filosofis Ki Hajar Dewantara dan relevansinya dengan pendidikan abad 21.

Selain belajar mandiri di LMS, saya bersama rekan guru yang lain juga melakukan kegiatan Lokakarya Orientasi yang dilaksanakan di SMK Rosma Kabupaten Karawang pada tanggal 23 Maret 2024. Rangkaian kegiatan ini dimulai dengan pembukaan Pendidikan Guru Penggerak oleh pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang. Selain para Calon Guru Penggerak (CGP), turut hadir pula para pengajar praktik, pengawas, dan kepala sekolah para CGP.

Pada kegiatan lokakarya ini kami didampingi oleh para pengajar praktik di kelas masing-masing. Kelompok saya sendiri didampingi oleh ibu Ika Sulistyarini, S.Pd. Para peserta CGP bersama Pengajar Praktik membersamai kami dalam kegiatan yang sangat kooperatif dan menyenangkan sehingga peserta tidak merasa bosan.

 

Feeling (Perasaan)

Tidak terasa sudah dua minggu saya mengikuti pendidikan guru penggerak. Berbagai macam perasaan muncul, antara senang dan bangga karena bisa menjadi salahsatu yang terpilih menjadi peserta, bisa mendapatkan rekan guru baru diluar guru SD, bahkan sebetulnya merasa khawatir dan minder tidak dapat melaksanakan pendidikan ini dengan baik dan maksimal, melihat teman-teman calon guru penggerak yang sudah senior tetapi semangat belajarnya masih sangat tinggi. Namun saya tetap mengambil sisi positifnya, karena dengan bertemu mereka, saya bisa belajar dan menggali pengalaman serta ilmu mereka sehingga akan ada peningkatan kualitas dan kompetensi dalam diri saya.

Banyak ilmu pengetahuan yang saya dapatkan selama menjalani kegiatan ini, misalnya bagaimana menjadi guru yang sesuai dengan filosofi Bapak Pendidikan Kita Ki Hajar Dewantara. Seluruh kegiatan yang ada di dalam LMS membuat saya merasakan bahwa apa yang saya miliki tentang pendidikan  masih sangat jauh dari pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara. Satu hal yang paling mendasar bahwa pendidikan harus memanusiakan manusia, sehingga siswa dapat mencapai kodrat alam sesuai dengan kebutuhan mereka tanpa harus ketinggalan zaman.

Apalagi ketika saya mulai menerapkan filosofis Ki Hajar Dewantara dalam pembelajaran di kelas. Saya merasa harus lebih belajar untuk berinovasi dan lebih kreatif lagi agar siswa semakin semangat untuk belajar karena dengan dorongan semangat dari gurunya lah siswa akan terus berusaha mencapai cita-citanya.

Findings (Pembelajaran)

Dari pembelajaran Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hajar Dewantara ini saya mendapat ilmu untuk meningkatkan kompetensi sebagai seorang pendidik. Dalam proses PGP, saya juga mendapatkan teman baru. Saya bisa bertukar pikiran dan pengalaman dengan mereka. Saya juga bisa berkolaborasi mengerjakan tugas sehingga tugas PGP menjadi lebih ringan.  Dengan menjalani proses PGP saya juga bisa belajar memanajemen waktu dengan baik. Saya bisa membiasakan untuk mengatur jadwal kegiatan di sekolah dengan jadwal kegiatan PGP.

Semua ini tujuannya yaitu agar terwujud pendidikan yang memerdekakan anak. Oleh karena itu, saya harus memberikan kemerdekaan kepada anak-anak dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya.  Artinya setiap anak sudah memiliki bakat dan potensinya masing-masing. Selain itu, berdasarkan filosofis pendidikan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara, kita harus memandang anak sebagai individu yang berbeda dan unik. Setiap anak punya gaya belajar dan potensinya masing-masing, sehingga kita sebagai guru harus melaksanakan pembelajaran yang berdiferensiasi.

Disisi lain, menerapkan budi pekerti yang luhur atau akhlak mulia merupakan keharusan yang tidak terbantahkan dengan cara mengintegrasikan setiap proses pembelajaran dengan pencapaian Profil Pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

Future (Penerapan)

Dari pembelajaran Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hajar Dewantara ini, memotivasi saya untuk melakukan hal terbaik dalam pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai sejalan dengan pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara, diantaranya:

  • saya mulai membiasakan untuk selalu memperhatikan setiap kebutuhan dan perkembangan belajar siswa sehingga saya bisa menentukan metode belajar apa yang sekiranya cocok dilakukan di kelas saya;
  • dari segi budi pekerti, saya selalu mengingatkan kesepakatan kelas yang pernah dibuat agar budi pekerti siswa tertanam dengan baik, melakukan pembiasaan membaca asmaul husna, dan menyanyikan lagu wajib nasional sebelum belajar.
  • Selalu memberikan apresiasi baik verbal dan non verbal pada kegiatan pembelajaran. Saya mencoba untuk membuat "papan prestasi" agar siswa termotivasi untuk menyelesaikan tugas dengan baik. Papan prestasi ini digunakan dengan menempelkan emoticon senyum ketika ada siswa yang mampu menyelesaikan tugas dengan baik sesuai dengan kriteria penilaian yang sudah ditentukan.

Beberapa kegiatan yang saya lakukan diatas semata-mata bukan hanya karena saya sedang melaksanakan kegiatan pendidikan guru penggerak ini, tetapi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas yang sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara.

Sekian pemaparan saya dalam Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1 Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 10.

Harapannya semoga pada modul selanjutnya saya bisa lebih maksimal lagi mengerjakan kegiatan ini dan bisa kembali diterapkan di lingkungan sekolah bahkan berbagi praktik dengan guru.

Terima Kasih...

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun