Mohon tunggu...
kania ditarora
kania ditarora Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pengajar di madrasah swasta

Menulis adalah sebuah implementasi mencintai diri sendiri, sesama, dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Peken Balang dari Tradisi Mobok Balang

25 Januari 2024   07:23 Diperbarui: 27 Januari 2024   07:00 1589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjung memadati Peken Balang. Dokumentasi:Azwar Hamdi

Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat terkenal dengan kekayaan dan keindahan alamnya yang memesona. Salah satu diantaranya pantai Kuta Mandalika. 

Pantai ini diakselerasi pemerintah pusat menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang di dalamnya sirkuit Internasional Pertamina MotoGP.

Keindahan alam Lombok yang eksotis dengan banyak pantai memanjakan mata para wisatawan. Didukung oleh banyak pulau-pulau kecil (Gili) yang mendunia membuat Lombok menjadi salah satu destinasi wisata favorit wisatawan mancanegara.

Berbicara Lombok tidak akan lengkap tanpa menyebut Gunung Rinjani. Gunung api aktif di Indonesia merupakan gunung primadona bagi para pendaki dalam dan luar negeri. 

Keanggunan Rinjani tidak saja di kawasan pegunungan melainkan melingkupi wilayah lereng atau kaki Rinjani yang membentang dari Lombok Utara, Lombok Tengah, hingga Lombok Timur.

Berbicara wilayah di kaki Rinjani, orang-orang hanya mengenal Sembalun dan Pusuk. Tidak banyak yang mengenal wilayah lain di kaki Rinjani, salah satunya adalah Dusun Tanak Beak Barat II Desa Tanak Beak Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah. Sebuah wilayah subur dengan jejak letusan Rinjani purba. Tempat ini menawarkan tradisi unik.

Berjarak kurang lebih 25 km dari Mataram, ibukota Provinsi NTB atau berjarak kurang lebih 35 km dari Bandara BIZAM Dusun ini layak Anda kunjungi di akhir pekan. 

Sambal Belalang menu khas Peken Balang. Dokumentasi:Azwar Hamdi
Sambal Belalang menu khas Peken Balang. Dokumentasi:Azwar Hamdi

Beberapa stan Peken Balang. Dokumentasi:Azwar Hamdi
Beberapa stan Peken Balang. Dokumentasi:Azwar Hamdi

Dusun ini menghidupkan kembali tradisi suku Sasak yaitu Mobok Balang yang sudah punah. Semacam tradisi berburu belalang ramai-ramai pada malam hari dengan penerangan obor dan pelepah atau daun kelapa kering yang dibakar.

Hasil tangkapan belalang ini kemudian dikumpulkan. Lantas diolah menjadi lauk pauk pelengkap nasi yang gurih. Selain itu, belalang bisa disajikan dalam bentuk abon. 

Dilansir www.mongabay, belalang memiliki beragam kandungan nutrisi penting bagi manusia, seperti protein, vitamin, asam lemak esensial, dan mineral.

Berangkat dari tradisi Mobok Balang tersebut, menginspirasi warga setempat---komunitas Program Kampung Iklim (Proklim) yang bernama "Proklim Semut Hijau" membuka Peken Balang sebagai saluran mempromosikan olahan belalang hasil tangkapan.

Peken Balang dalam terminologi bahasa Sasak terdiri dari dua kata yaitu, "Peken" yang  bermakna pasar dan kata "Balang" yang bermakna belalang. Singkatnya Peken Balang berarti pasar yang menjual belalang dan kuliner tradisional sebagai pelengkap.

Dari Menggali Tradisi yang Punah Menjadi Berkah Bagi Masyarakat
Keberadaan Peken Balang ini mendapat respons positif dari seluruh lapisan masyarakat Desa Tanak Beak. Mereka berkomitmen melengkapi Peken Balang dengan kuliner tradisional (tahun 70-an s.d tahun 90-an) yang beberapa jenisnya bahkan sudah tidak ada lagi.

Menurut Azwar Hamdi, salah seorang pegiat komunitas Proklim Semut Hijau, menggali secara intens potensi yang dimiliki khususnya memilih kuliner tradisional sebagai bagian dari komoditas yang dijual di Peken Balang karena bahan baku pembuatnya melimpah. 

Masih menurut Azwar, mempromosikan kuliner tradisional sebagai upaya merawat kearifan lokal di tengah kepungan kuliner impor yang membanjiri masyarakat kita.

Beberapa kuliner tempo dulu Peken Balang. Dokumentasi:Azwar Hamdi
Beberapa kuliner tempo dulu Peken Balang. Dokumentasi:Azwar Hamdi

Bubur khas Peken Balang. Dokumentasi:Azwar Hamdi
Bubur khas Peken Balang. Dokumentasi:Azwar Hamdi
Sejak diperkenalkan pertama kali, Peken Balang mampu menyedot animo masyarakat dalam dan luar desa. Untuk minggu pertama saja Peken Balang dikunjungi ratusan pengunjung dan meraup keuntungan belasan juta rupiah dalam rentang waktu kurang dari dua jam.

Seiring masifnya endorsement di sosial media, pada minggu-minggu selanjutnya pengunjung Peken Balang meningkat drastis. Pantauan penulis pada pekan sembilan hari Minggu lalu (20/01/24) pengunjung mendekati angka 3000an orang.

Pegiat Proklim Semut Hijau lainnya, Rony, membeberkan sejumlah alasan dihidupkan kembali tradisi Mobok Balang yang menjadi pemantik lahirnya Peken Balang,menurutnya paling utama untuk memberdayakan masyarakat. 

"Terbukti dengan adanya kegiatan ini ekonomi masyarakat semakin tumbuh,  masyarakat kecipratan berkah"ujar Rony.

Pada hari Minggu lalu Peken Balang membukukan omzet Rp62.500.000,- selama 2 jam transaksi. Event akhir pekanan ini mulai dibuka pukul 06.00 s.d pukul 09.00 Wita. Menurut salah seorang pengunjung Gen-Z, ketika menceritakan pengalamanya.  Ia harus rela datang jauh-jauh demi merasakan sensasi menyantap kuliner tempo dulu.

Untuk itu, bagi wisatawan yang mungkin sedang liburan ke Lombok. Tempat ini sangat direkomendasikan. Bagi Anda yang rindu dengan kuliner tempo dulu sembari menikmati semilir angin yang berembus dari areal persawahan Peken Balang ini adalah jawabannya.

Adapun kuliner tradisional yang dijual selain belalang adalah Lempok, Keludan, Cerorot, Lupis, Marhaban, Banget, Kelepon Kencerit, dan lain-lain. Harga kuliner bervariasi dari harga 1000 rupiah sampai 10.000 rupiah. So pasti bersahabat dengan isi dompet.

Meminjam istilah dari budayawan Emha Ainun Najib dalam buku Pemimpin yang Tuhan "cara meraih kebijaksanaan adalah dengan memasadepankan tempo dulu" kompatibel dengan semangat menghidupkan kuliner tempo dulu melalui Peken Balang.

Guna memaksimalkan layanan, Proklim Semut Hijau menyediakan tenda bagi pengunjung luar jika ingin berkemah. Tersedia  camping ground yang cukup luas. Jadi, selain bisa berwisata kuliner, pengunjung bisa mentadaburi alam dengan berkemah.

Tidak kalah seru dan menarik tentunya pengunjung bisa menelusuri jejak erupsi Gunung Samalas purba kala. Samalas merupakan ibu kandung gunung Rinjani yang galib kita kenal sekarang. 

Kabar baiknya tempat ini merupakan salah satu Geosite Samalas yang pernah diteliti oleh Vulkanologi asal Jerman sejak 2017. Jadi tunggu apalagi. 

Pegiat Proklim Semut Hijau memberikan pengarahan jelang pembukaan Peken Balang. Dokumentasi:Azwar Hamdi
Pegiat Proklim Semut Hijau memberikan pengarahan jelang pembukaan Peken Balang. Dokumentasi:Azwar Hamdi

Siapkan diri Anda. Nikmati akhir pekan Anda dengan berlibur berkualitas di Peken Balang. Catat dan ingat jadwalnya setiap hari Minggu pagi dari pukul 06.00 sampai pukul 09.00 Wita. Ditunggu kehadirannya.

Lombok Tengah, 250124

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun