Mohon tunggu...
kania ditarora
kania ditarora Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pengajar di madrasah swasta

Menulis adalah sebuah implementasi mencintai diri sendiri, sesama, dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Obsesi Pak Polisi

18 November 2023   08:18 Diperbarui: 18 November 2023   12:09 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Deru dua motor trail memasuki sebuah gubuk di dalam hutan kecil. Beberapa orang melarikan diri begitu tahu siapa yang datang. Dengan gaya seorang crosser Bagas cekatan menghentikan motornya. Ia dan anak buahnya memasuki gubuk. Diamatinya orang-orang yang sedang asyik masyuk bermain domino.

Di setiap sudut, tampak dua orang bertugas sebagai penjaga keamanan. Empat orang berbadan atletis bertugas di pintu utama. Persis di tengah-tengahnya, meja berukuran besar. Meja-meja kecil dengan empat tempat duduk mengelilingi meja utama. Pada meja utamalah orang-orang sedang bertransaksi.

Begitu tahu yang datang, seseorang segera menyediakan tempat duduk. Bagas dan anak buahnya mendekat. Lelaki paruh baya mengambil tempat duduk berhadapan dengan Bagas. Ia menyerahkan amplop berwarna coklat. "Hitung jumlahnya Jon!" Perintah Bagas. Ia melemparkan amlop yang diterimanya pada Jon yang berdiri di belakang.

"Tidak perlu khawatir. Aktivitas kalian aman jika uang pengamannya lancar seperti ini." Beber Bagas tersenyum. Ia menyalami lelaki paruh baya itu. Membisikkan sesuatu sembari menepuk-nepuk pundaknya. Sebelum berlalu, ia meminta Jon untuk mengawasi.

Jon orang kepercayaannya. Di antara banyak informan yang dimiliki, Jon paling diandalkan. Setiap perintah Bagas selalu ia amini. Barangkali latar belakang Jon yang tak bisa baca tulis membuat Bagas kepincut merekrutnya. Ia berpikir orang seperti ini cocok untuk pekerjaannya. Setiap operasi mau pun transaksi ia selalu dilibatkan. Bagas menyadari, orang seperti Jon-lah yang dibutuhkan. Tidak neko-neko seperti yang lainnya.

Memang selama ini, ada saja informan yang membuat ulah. Pernah suatu ketika, salah seorang informan meminta uang bonus tambahan. Ia mengancam, akan melaporkan Bagas ke atasannya. Meski ia sendiri tidak tahu siapa atasan Bagas. Ia juga heran, tidak pernah sekali pun ia melihat Bagas didatangi sesama anggota polisi.

Sampai pada suatu ketika, tepatnya lima bulan  Bagas melancarkan aksinya di desa itu. Kecurigaan anak buah Bagas selama ini terkuak. Semua terang benderang. Kejadian tidak terduga terjadi. Seperti biasa, arena sabung ayam dipenuhi warga. Termasuk juga pengawalan Bagas, Jon dan anak buah lainnya.

Tiba-tiba terdengar letusan senapan. Warga bergeming. Mereka tidak peduli sebab merasa aman saja dengan pengawalan Bagas. Mereka juga mengira Bagas yang usil. Berjarak dua menit, kembali suara tembakan meletus. Kali ini mereka celingukan mencari sumber suara.

Belum sempat mereka menyadari apa yang terjadi. Satu peleton polisi bersenjata lengkap menyerbu. Satu teriakan microphone menggema. "Jangan melawan, kalian telah terkepung!" Bagas, Jon, dan lainnya mencoba kabur dari arah belakang. Namun benar, tempat itu sudah dikuasi sepenuhnya oleh kepolisian.

Semua menyerah. Warga digelandang ke truk kecuali Bagas yang dimasukkan ke mobil khusus. Dari peristiwa yang entah siapa pelapornya ke aparat. Diketahui Bagas adalah polisi gadungan. Selama ini ia menjadi DPO aparat. Sudah banyak yang menjadi korbannya.

Diketahui pula Bagas sangat terobsesi menjadi Polisi. Keterangan ini diperoleh dari rekannya yang kebetulan menjadi komandan operasi penangkapan. Mereka berteman sejak bangku SMA. Menurutnya sejak SMA Bagas sering menggunakan atribut polisi. Baik itu sepatu mau pun celana ia memakainya ketika hari rabu dan kamis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun