Mohon tunggu...
kania Dalilah
kania Dalilah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurangi Ketakutan Siswa SD pada Mata Pelajaran IPA dan Matematika

30 Desember 2020   15:15 Diperbarui: 30 Desember 2020   15:21 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pribadi via KKN Tematik PPD Covid-19

Tertanggal 2 Maret 2020, tercatat kasus pertama di Indonesia dengan terdeteksinya 2 kasus positif yang terdeteksi di wilayah Depok, Jawa Barat yang kemudian meningkat secara pesat hingga tercatat 227 kasus terkonfirmasi positif, 3 pasien sembuh, dan 14 pasien meninggal dunia pada 18 Maret 2020. 

Tingginya tingkat penyebaran virus korona dalam waktu singkat ini kemudian mendesak pemerintah untuk segera mengambil keputusan secara cepat yang berujung pada kebijakan lockdown yang diterapkan secara bertahap di masing-masing provinsi sesuai kebijakan pemerintah daerah. 

Pemberlakuan lockdown ini menjadi alasan diberlakukannya sistem bekerja dari rumah (WFH) dan penutupan sekolah yang dialihkan pada pembelajaran jarak jauh atau dikenal dengan pembelajaran daring.

Pembelajaran daring adalah suatu metode pembelajaran tidak tatap muka sehingga memungkinkan guru dan siswa berada pada lokasi yang berbeda. Perbedaan lokasi ini menyebabkan dibutuhkannya platform yang berperan sebagai pihak ketiga penghubung guru dan siswa. 

Negatifnya, peralihan metode belajar-mengajar secara mendadak dan penerapannya dalam jangka waktu panjang tanpa adanya persiapan menyebabkan guru sebagai pendidik mengalami “kehabisan ide” untuk mengkreasikan cara atau bahan ajar agar lebih menarik. 

Akibatnya kegiatan belajar mengajar menjadi lebih monoton, terkesan membosankan dan materi pembelajaran menjadi sulit dipahami oleh siswa. Hal ini berefek pada pelajaran yang dianggap berat seperti IPA dan Matematika menjadi semakin tidak dipahami siswa dan menimbulkan rasa terbebani yang berujung kebencian siswa pada kedua mata pelajaran ini.

Disisi lain, anjuran untuk dirumah saja ini meningkatkan tingkat stres siswa karena meningkatnya beban tugas di sekolah dan adanya perubahan kebiasaan yang menyebabkan siswa kesulitan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Keadaan ini membutuhkan peranan orang tua mengingat Hatimah (dalam Lilawati, 2020) berpendapat bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah tetapi juga merupakan tanggungjawab guru dan orang tua. 

Sehingga orang tua sebagai keluarga terdekat diharapkan mampu memotivasi siswa serta menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan mampu menenangkan siswa. pada awalnya orang tua hanya berperan dalam membimbing sikap dan keterampilan mendasar, namun kemudian peranannya meluas sepagai pendamping pendidikan akademik (Nurlaeni & Juniarti, 2017).

Dalam proses pembelajaran online ini, kendala yang dialami pendidik terletak pada penggunaan perangkat elektronik utamanya penggunaan platform penunjang pembelajaran yang terasa asing seperti google classroom, zoom, google meet, google form, Edmodo, dan platform lain yang sejenis. 

Selain itu, kendala juga dirasakan karena masih banyaknya guru-guru yang kurang mengerti teknologi sehingga kesulitan untuk merekam dan mengedit video pembelajaran. 

Dilihat dari sisi lain, kendala dalam pembelajaran juga berasal dari siswa sebab masih banyak siswa yang tidak memiliki perangkat elektronik seperti HP dan laptop yang sesuai untuk penggunaan pembelajaran daring. Sehingga, pembelajaran di sekolah umumnya hanya sebatas pemberian tugas, video pembelajaran hasil rekam layar bersuara atau video pembelajaran yang tidak diedit  yang disebarkan pada siswa melalui media sosial seperti Whatsapp.

Proses pembelajaran yang monoton dan berlangsung secara terus menerus ini menimbulkan kekhawatiran siswa akan menjadi bosan, kurang motivasi belajar, hingga kemungkinan terparah merasa terbebani dan benci pada suatu mata pelajaran. 

Sehingga dinilai perlu adanya bantuan dari orang tua siswa untuk turut terlibat aktif bukan hanya sebagai pendamping dalam pembelajaran namun lebih kepada penyempurna hasil pengajaran guru sebab pengajaran tidak hanya dapat dilakukan secara langsung melalui perantara buku namun dapat juga dilakukan secara santai misalnya melalui dongeng, cerita, menonton film, hingga bermain bersama.

Penulis memfokuskan pada mata pelajaran matematika dan IPA sebab kedua mata pelajaran ini sering dianggap pelajaran paling membebani untuk siswa. kedua mata pelajaran ini dibuat dalam dua video berbeda yang menandakan adanya perbedaan pendekatan yang dilakukan untuk kedua mata pelajaran ini. 

Untuk mata pelajaran Matematika, penulis membuat teka teki/sulap matematika dengan mengajak siswa memilih satu angka, kemudian melakukan penjumlahan, pengurangan, perkalian maupun pembagian sederhana agar siswa tidak merasa terbebani diakhiri dengan tebakan yang tepat terhadap hasil akhir yang diperoleh siswa.

Gambar 1 teka-teki/sulap matematika
Gambar 1 teka-teki/sulap matematika
Berbeda dengan mata pelajaran matematika pada mata pelajaran IPA siswa diajak untuk melakukan eksperimen sederhana dengan alat dan bahan yang mudah ditemukan di rumah seperti kertas, gunting, benang, pensil, lilin dan korek api. 

Penggunaan pendekatan secara eksperimen ini dinilai sebagai cara yang paling tepat sebab mengacu pada pendekatan saintifik yang sesuai dengan pembelajaran berpusat pada siswa, sehingga siswa terlatih untuk mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi dan mengkomunikasikan.

Gambar 2 eksperimen IPA
Gambar 2 eksperimen IPA
Sehingga dapat disimpulkan kreativitas tidak hanya dibutuhkan oleh guru, namun juga oleh orang tua siswa

Dengan dilakukannya pembelajaran menyenangkan bersama orang tua selain membentuk suasana belajar yang nyaman, meningkatkan motivasi belajar anak, mengurangi ketakutan anak pada mata pelajaran yang dianggap sulit, dapat pula mengeratkan ikatan emosional antara orang tua dan anak.

referensi:

Dewi, Ratia Kartika. 2020.“Perjalanan Kasus Virus Corona di Indonesia” https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/02/073000465/perjalanan-kasus-virus-corona-di-indonesia-?page=all. Diakses pada 28 Desember 2020.

Lilawati, A. (2020). Peran Orang Tua dalam Mendukung Kegiatan Pembelajaran di Rumah pada Masa Pandemi. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 549-558.

Nurlaeni, N., & Juniarti, Y. (2017). Peran Orang Tua Dalam Mengembangkan Kemampuan Bahasa Pada Anak Usia 4-6 Tahun. Jurnal Pelita PAUD, 2(1), 51–62.

Yunus, N. R., & Rezki, A. (2020). Kebijakan Pemberlakuan Lock Down Sebagai Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19. Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i, 7(3), 227-238.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun