2.modal yang halal
Yaitu, modal yang sesuai dengan ajaran nabi dan syariat islam. Contohnya memakai uang seseorang untuk modal usaha dengan kesepakatan dari kedua belah pihak. Dalam contoh ini sesuai dengan hadist yang diriwayatkan oleh Urwah yang artinya :
Dari urwah bahwa NABI SAW memberinya satu dinar untuk di belikan seekor kambing, Â dengan uang itu ia membeli dua ekor kambing, kemudian salah satunya di jual seharga satu dinar, lalu dia menemui beliau dengan membawa seekor kambing dan uang satu dinar. Maka beliau mendoakan dia keberkahan dalam jual belinya itu. "sesungguhnya dia apabila berdagang debu sekalipun, Â pasti mendapatkan untung" (HR. Bukhari).Â
Dalam sebuah hadist di atas menjelaskan bahwa rasulallah membolehkan menjual barang orang lain dalam artian tidak mengurangi atau merugikan barang dari orang tersebut melainkan hanya mencari keuntungan dari barang tersebut, meskipun pada Awalnya orang itu mecari keuntungan dari barang tersebut tanpa pengetahuan dari si pemilik barang, Â tapi pada akhirnya si penjual bilang kepada si pemilik barang kalau dia sudah menjual barangnya dan malah mendapat untung dari penjualan tersebut akhirnya si pemilik barang sepakat dengan apa yang di lakukan si penjual. Intinya dalam sebuah aqad juak beli, Â terutama dalam hal modal yang berupa(barang, uang, hewan, dll.)sebisa di pakai sebagai modal usaha, asalkan mendapatkan izin dari sang pemilik barang dan tidak merugikan si pemilik barang. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang artinya :
"Dari Abu Hurairah secara marfu'. Ia berkata : sesungguhnya Allah berfirman : "Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersekutu, Â selama salah satu dari keduanya tidak berkhianat kepada mitranya. Â Apabila ia telah berkhianat, Â maka Aku (Allah) keluar dari keduanya" (HR. abu Daud).Â
Dalam hadist diatas mengandung pengertian bahwa Allah hadir dalam setiap persekutuan dan sebagai saksi antara kedua orang yang berserikat, Â jika salah satu dari kedua belah pihak melakukan penghianatan maka Allah keluar dari persekutuan tersebut. Â Dan menjadi batal lah perserikatan dari kedua belah pihak tersebut. oleh karena itu kejujuran dan tanggung jawab adalah penting bagi setiap ekonom yang baik, sebagai orang muslim kita harus mencontoh prilaku Rasulallah dalam berekonomi, dimana rasulallah selalu jujur dalam berekonomi.Â
Sekian dari apa yang sudah saya jelaskan di atas mengenai modal dalam sebuah usaha, semoga pengetahuan ini berguna bagi para ekonom baik yang akan terjun dalam dunia perdagangan maupun yang sudah menjalaninya jikalau pengetahuan ini masih kurang dalam pandangan anda (pembaca) saya mohon maaf yang sebesar-besarnya akhirul kalam wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H