Mohon tunggu...
Kalisa Naifatul Halim
Kalisa Naifatul Halim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN SMH BANTEN

Hobi traveling, berkarya, dan menjalin silaturahmi dengan banyak orang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pertumbuhan Jumlah Penduduk yang Tinggi dan Minimnya Ketersediaan Lapangan Kerja Menyebabkan Semakin Meningkatnya Jumlah Pengangguran

14 Juni 2022   13:10 Diperbarui: 14 Juni 2022   14:22 1442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi padat nya pelamar kerja

Sumber : bagiartikel24.blogspot.com

Indonesia merupakan negara agraris, yang kaya akan sumberdaya alam dan sumberdaya manusianya, pada masa sekarang ini perkembangan teknologi semakin maju banyak alat-alat yang modern dan bagus tetapi bersamaan dengan itu juga masih banyak terdapat masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan miskin, tentu saja hal itu menjadi tanda tanya besar bagi setiap orang. 

Seharusnya di zaman dan teknologi yang sedang maju ini kehidupan manusia juga manjadi lebih baik, namun melihat kondisi yang tengah terjadi di indonesia sungguh jauh dari kata kesejahteraan. 

Negara Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan memberikan arah bagi pembangunan negaranya melalui perencanaan-perencanaan pembangunan yang bersifat menyeluruh, terpadu dan terus menerus. Untuk melaksanakan pembangunan, banyak faktor yang harus di pertimbangkan, antara lain faktor sumber daya manusia dan faktor dana (permodalan) yang dimiliki oleh masing-masing daerah. 

Hal penting terkait dengan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah bagaimana sumber daya manusia yang ada dapat dikelola dan dikembangkan, sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan seluruh masyarakat. SDM dalam pembangunan nasional mempunyai peran yang sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan. SDM sebagai salah satu faktor penting dan jumlah penduduk di dalam suatu negara merupakan unsur utama dalam pembangunan. 

Dalam pelaksanaan strategi pembangunan, yang masih menjadi fenomena dinegara Indonesia adalah lapangan pekerjaan yang tersedia belum mampu menampung tenaga kerja yang ditawarkan, berakibat pada terjadi ketidakseimbangan pertumbuhan angkatan kerja dan penciptaan kesempatan kerja sehingga berdampak terhadap meningkatnya pengangguran (Wahyuni, 2019). 

Pendapat lain menurut Tapparan (2017) menjelaskan bahwa Peningkatan penawaran tenaga kerja yang tinggi akan berdampak pada kesenjangan antara permintaan tenaga kerja terhadap penawaran tenaga kerja, penawaran yang tinggi dan belum mampu tertampung pada lapangan pekerjaan mengakibatkan penciptaan pengangguran.

Pertumbuhan penduduk yang tinggi juga akan berpengaruh terhadap jumlah angkatan kerja yang akan berpartisipasi dalam pembangunan atau dapat dikatakan jumlah angkatan kerja yang masuk ke pasar tenaga kerja akan semakin bertambah. Bertambahnya angkatan kerja yang tidak diikuti dengan tersedianya lapangan dan kesempatan kerja akan menimbulkan pengangguran. 

Pertumbuhan penduduk disuatu negara secara otomatis berpengaruh pada pertambahan angkatan kerja, yang langsung menyangkut masalah kesempatan kerja dan tingkat pengangguran. Pertambahan penduduk dan tingkatan kerja mempengaruhi masalah pengangguran dan perluasan kesempatan kerja.

Permasalahan jumlah pengangguran merupakan permasalahan yang sampai saat ini belum bisa diatasi, baik oleh pemerintah pusat pada umumnya dan pemerintah daerah pada khususnya. 

Berbagai cara semakin maraknya pertumbuan penduduk di suatu wilayah maka akan semakin banyak pula masyarakat yang menganggur atau tidak punya pekerjaan karena lapangan kerja yang tercipta tidak memenuhi syarat untuk jumlah penduduk yang bertambah tiap tahunnya (Subandi, 2011). Konsep standar angkatan kerja dan tingkat pertisipasi adalah sulit untuk didefinisikan dengan tepat. Cara konvensional keluar dari kesulitan ini yang diadopsi dalam survei angkatan kerja adalah memperlakukan sebagai anggota angkatan kerja mereka yang bekerja untuk mendapatkan upah (H. W. Arndt & R. M. Sundrum, 1980). 

Salah satu alasan mengapa selalu ada pengangguran dalam perekonomian adalah pencari kerja. Pencari kerja menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016 tentang Penempatan Kerja adalah angkatan kerja yang sedang mengganggur dan mencari pekerjaan maupun yang sudah bekerja tetapi ingin pindah, baik di dalam maupun di luar negeri, dengan mendaftarkan diri kepada pelaksana penempatan tenaga kerja atau secara langsung melamar kepada pemberi kerja.

Menurut Nanga (2001) Tingkat Pengangguran adalah presentase perbandingan antara jumlah yang menganggur dengan jumlah angkatan kerja. Semakin besar jumlah penduduk, maka semakin besar pula angkatan kerjanya. Apabila jumlah angkatan kerja ini bisa diimbangi dengan kesempatan kerja, maka pengangguran akan sedikit. 

Namun sebaliknya apabila kesempatan kerja tidak bisa mengimbangi, maka jumlah pengangguran meningkat. Lowongan Kerja, yaitu sebuah kesempatan kerja pada posisi tertentu di instansi atau tempat usaha yang tersedia untuk individu maupun kelompok yang telah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan (Haerani, 2014). 

Dewasa ini kita ketahui di seluruh pelosok tanah air jumlah angkatan kerja terus bertambah, sedangkan lapangan kerja yang tersedia tidak seimbang dengan angkatan kerja yang ada. Hal ini mengakibatkan meningkatnya angka pengangguran. 

Banyaknya angka pengangguran ini dapat dilihat dari banyaknya pencari kerja yang mendatangi Dinas Tenaga Kerja dan kependudukan setiap tahunnya. Banyaknya pengangguran ini dikhawatirkan akan menimbulkan berbagai social masalah dalam masyarakat, antara lain meningkatnya tindak kriminalitas dalam masyarakat sehingga mengganggu keamanan dan ketertiban. 

Oleh karena itu banyak hal yang harus di lakukan dan dibenahi oleh pemerintah, dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan untuk mengatasi berbagai masalah pengangguran sehingga dampak-dampak negative yang mengarah ke tindak kriminalitas dalam masyarakat yang di timbulkan oleh banyaknya pengangguran dapat ditekan serendah mungkin.

Kalisa Naifatul Halim, Mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam UIN SMH BANTEN, Semester 4.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun