Apakah berbagi faktor produksi dapat meningkatkan kesejahteraan yang berkesinambungan? Seharusnya bisa, kita bisa melihat besarnya akumulasi faktor produksi yang dimiliki sekolompok orang kaya di Indonesia sehingga mereka mampu untuk menjaga kesejahteraan mereka dalam kondisi apapun.Â
Contoh yang paling dekat adalah di sektor pertanian, kesejahteraan petani akan terlihat berbeda antara satu petani dan petani lainnya dari besar dan area kesuburan lahan pertanian mereka. para petani dengan lahan relatif lebih besar akan mampu mengakumulasi kekayaan mereka bahkan kemudia memilik faktor produksi lain seperti mesin-mesin penggilingan.Â
Hal yang sangat berbeda terjadi kepada petani yang hanya menjadi penggarap maupun memiliki lahan terbatas dimana mereka hanya menjadi pengikut, tidak mampu untuk merubah gabah mereka menjadi beras sehingga pendapatan mereka sangat tergantung dari jumlah produksi gabah dan harga gabah. Para buruh tani bahkan mungkin lebih miris lagi.
Namun ada peluang lebih besar juga selain membagi alat produksi fisik, yaitu pendidikan. Pendidikan adalah kesempatan terbesar bagi penduduk yang memiliki faktor produksi dengan nilai rendah untuk mampu merubah kesejahteraan mereka. pendidikan juga mampu mendorong menciptakan faktor produksi lain yang mampu memproduksi produk dengan nilai tambah tinggi yang berkesinambungan tentunya. Maka pentinglah bagi Indonesia untuk terus mendukung kebijakan rezim yang mendorong pembangunan infrastruktur dan pendidikan saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H