Mohon tunggu...
Yasin Yusuf
Yasin Yusuf Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Penulis Buku "Sirkuit Pintar, melejitkan kemampuan matematika dan bahasa inggris dengan metode ular tangga".

Selanjutnya

Tutup

Politik

Penjara KPK Lebih Mewah dari Rumahku

21 Februari 2012   04:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:23 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tempat tidur beralaskan kasur busa dengan tertutup kain yang rapi dan bersih. Tak tertinggal bantal yang pasti membuat tidur nyenyak. Disamping ranjang ada sebuah almari yang tak kalah dengan lemari hotel. Lampu yang terang benderang. Kamar mandi yang berstandar. Itulah yang terlihat ketika TVONE menayangkan acara bedah penjara KPK. Yang menjadi pertanyaan, “apakah layak untuk seorang pencuri?” Apalagi pencuri yang membuat membunuh rakyat secara berlahan-lahan.

Disisi lain, seorang pencuri ayam di pukuli hingga babak belur, dimasukkan dalam penjara yang hanya beralaskan tikar, bahkan tanpa alas. Tanpa penerangan, tembok yang berlumut. Seharusnya, para koruptor harus dimasukan kedalam penjara yang sejenis ini. Sehingga secara matematis, kualitas Penjara berbanding lurus dengan jumlah uang yang dicuri. Semakin banyak, semakin mewah. Semakin sedikit maka semakin buruk layanannya.

Rencana KPK memang bagus, tapi kurang tepat jika penjaranya semewah itu. Bandingkan dengan bangunan-bangunan sekolah yang ada di pelosok nusantara, lihatlah WC mereka. Seharusnya anak-anak bangsa ini lebih diperhatikan karena lebih mulia dibandingkan dengan para koruptor. KPK, buatlah penjara yang membuat para koruptor jera. Buatlah para koruptor sengsara seperti mereka telah menyengsarakan rakyat.

Kalau dilihat-lihat, penjara itu jauh lebih mewah dari rumahku. Tapi rumahku lebih suci dari penjara itu. Ayo KPK! Berantaskorupsi dengan lebih cerdas!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun