Meskipun begitu leunca jauh lebih banyak ditanam dibandingkan hiris. Di setiap pasar tradisional di Jawa Barat dapat dipastikan ada yang menjual leunca.Â
Di Luar Jawa Barat, leunca saat ini bisa ditemukan di supermarket yang menjual sayuran. Berbeda dengan leunca, hiris jangankan tersedia di supermarket, di pasar tradisionalpun tidak ada yang menjual hiris sebagai dagangan tetapnya. Ini bukan fenomena sekarang saja, sejak dahulu hiris memang bukan komoditi konersial yang diperdagangkan secara masiv.
Leunca jenis sayuran yang berupa buah. Tanaman ini seukuran tanaman cabai atau lombok. Adapun bentuk buahnya bulat dengan diameter sekitar setengah centi.Â
Leunca berwarna hijau dan berubah jadi hitam ketika matang. Adapun hiris termasuk jenis kacang-kacangan, sedikit mirip dengan kapri, dengan tinggi pohon bisa mencapai dua meter.Â
Uniknya, hiris hanya bisa dikonsumsi dengan cara mengolahnya jadi karedok (rujak) hiris. Belum pernah terdengar ada yang mengolah hiris selain itu.
Ketiga jenis karedok ini  merupakan teman makan nasi. Kalau hiris hanya bisa diolah menjadi karedok (rujak) hiris, tapi setelah diolah (menjadi karedok/rujak hiris), masih bisa dimakan langsung (juga karedok kacang panjang), yang namanya karedok leunca sudah pasti hanya bisa dimakan dengan nasi. Ini berbeda dengan karedok (lotek atah) yang bisa menjadi substitusi (pengganti) makan nasi.
Leunca itu buahnya sangat tidak enak. Rasanya peuheur (sedikit getir), tapi berbeda kalau sudah jadi karedok. Ia bisa membuat makan menjadi ponyo (lahap). Apalagi dikombinasikan dengan ikan asin peda atau sepat siem. Baru melihatnya saja di meja makan, air liur langsung menetes.
Itulah informasi sekilas sekitar lotek dan karedok. Semoga bisa menambah pengetahuan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H