Mohon tunggu...
Kang Win
Kang Win Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kebersamaan dan keragaman

Ingin berkontribusi dalam merawat kebersamaan dan keragaman IG : @ujang.ciparay

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Belajar dari Cirasea, Tidak Selalu Pemerintah Itu Buruk

20 Agustus 2020   22:56 Diperbarui: 21 Agustus 2020   09:08 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kokombongan

Pada musim kemarau, air sungai biasanya menyusut. Beberapa bagian sungai menjadi kering tidak teraliri air. Pada keadaan seperti ini kegiatan saya di sungai berganti dengan merawat kokombongan yaitu kolam kecil yang dibuat dengan mengepras cadas di bagian tepi sungai dan mengisinya dengan bongkahan akar bambu. Bagian depan dari kokombongan sekitar 30 cm dibiarkan terbuka agar ikan-ikan masuk. Setiap seminggu sekali kokombongan dikuras airnya, pada saat itulah kita bisa mendapatkan ikan-ikan yang terperangkap di dalamnya.

Watervang

Di sungai Cirasea terdapat sebuah watervang atau bendungan yang dibangun untuk mengairi ratusan hektar pesawahan di sebelah barat sungai Citarum. Watervang Cirasea dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1929. Ini sesuai dengan prasasti pada bendungan yang berusi 3 baris sebagai berikut :

                    WATERVANG TJIRASEA

                           Voor 3905 Bouws

                                      1929

Watervang Cirasea hanya membendung air sungai untuk dibelokan ke arah saluran irigasi di sebelah barat sungai, sehingga sepanjang waktu air sungai dapat dimanfaatkan untuk mengairi pesawahan. Bendungan juga berfungsi untuk mengalihkan air sungai ke arah saluran irigasi jika sewaktu-waktu debit air sungai cukup tinggi sehingga dapat mencegah tumpahan air yang besar di sepanjang aliran sungai.

Bendungan dibangun dengan kontruksi beton yang bagian permukaannya dipasangi batu ekspose. Terdapat 2 tangga, di kedua sisi arah saluran sekunder menuju bagian atas bendungan. Plat baja dipasang di bagian bawah untuk menahan air dan roda pemutar di bagian atas untuk menaikkan dan menurunkan plat baja penahan air. Di antara plat baja dan roda pemutar terdapat besi ulir yang menjadi penghubung keduanya.

Ketika tahun 2009 saya dan keluarga pulang kampung dan kembali tinggal di rumah tempat masa kecil dan remaja, saya mendapati Cirasea telah berubah. Tidak tampak lagi batu-batu besar di sepanjang aliran sungai dari mulai watervang sanpai ke muara di Citarum. Tidak tampak lagi riak-riak air karena pergerakan ikan-ikan. Tidak ada lagi pohon loa tempat saya nguseup. Pasir berganti lumpur dan batu-batu tak lagi terlihat. Yang ada adalah tumpukan sampah di bibir sungai. Ya beberapa tempat dari bahu sungai telah berubah menjadi tempat pembuangan sampah.

Beruntung ada Program ,. DAS Cirasea merupakan salah satu sub DAS Citarum Hulu. Program Citarum Harum dengan alokasi dana puluhan trilyun rupiah memasukan DAS Cirasea menjadi bagian dari program itu. Kini Cirasea berada di bawah pengawasan dan pengendalian Satgas Citarum Harum Sub Sektor 9-21 Wilayah Ciparay. Dana ratusan milyar dialokasikan untuk memperbaiki DAS Cirasea.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun