Kokombongan
Pada musim kemarau, air sungai biasanya menyusut. Beberapa bagian sungai menjadi kering tidak teraliri air. Pada keadaan seperti ini kegiatan saya di sungai berganti dengan merawat kokombongan yaitu kolam kecil yang dibuat dengan mengepras cadas di bagian tepi sungai dan mengisinya dengan bongkahan akar bambu. Bagian depan dari kokombongan sekitar 30 cm dibiarkan terbuka agar ikan-ikan masuk. Setiap seminggu sekali kokombongan dikuras airnya, pada saat itulah kita bisa mendapatkan ikan-ikan yang terperangkap di dalamnya.
Watervang
Di sungai Cirasea terdapat sebuah watervang atau bendungan yang dibangun untuk mengairi ratusan hektar pesawahan di sebelah barat sungai Citarum. Watervang Cirasea dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1929. Ini sesuai dengan prasasti pada bendungan yang berusi 3 baris sebagai berikut :
          WATERVANG TJIRASEA
              Voor 3905 Bouws
                   1929
Watervang Cirasea hanya membendung air sungai untuk dibelokan ke arah saluran irigasi di sebelah barat sungai, sehingga sepanjang waktu air sungai dapat dimanfaatkan untuk mengairi pesawahan. Bendungan juga berfungsi untuk mengalihkan air sungai ke arah saluran irigasi jika sewaktu-waktu debit air sungai cukup tinggi sehingga dapat mencegah tumpahan air yang besar di sepanjang aliran sungai.
Bendungan dibangun dengan kontruksi beton yang bagian permukaannya dipasangi batu ekspose. Terdapat 2 tangga, di kedua sisi arah saluran sekunder menuju bagian atas bendungan. Plat baja dipasang di bagian bawah untuk menahan air dan roda pemutar di bagian atas untuk menaikkan dan menurunkan plat baja penahan air. Di antara plat baja dan roda pemutar terdapat besi ulir yang menjadi penghubung keduanya.
Ketika tahun 2009 saya dan keluarga pulang kampung dan kembali tinggal di rumah tempat masa kecil dan remaja, saya mendapati Cirasea telah berubah. Tidak tampak lagi batu-batu besar di sepanjang aliran sungai dari mulai watervang sanpai ke muara di Citarum. Tidak tampak lagi riak-riak air karena pergerakan ikan-ikan. Tidak ada lagi pohon loa tempat saya nguseup. Pasir berganti lumpur dan batu-batu tak lagi terlihat. Yang ada adalah tumpukan sampah di bibir sungai. Ya beberapa tempat dari bahu sungai telah berubah menjadi tempat pembuangan sampah.
Beruntung ada Program ,. DAS Cirasea merupakan salah satu sub DAS Citarum Hulu. Program Citarum Harum dengan alokasi dana puluhan trilyun rupiah memasukan DAS Cirasea menjadi bagian dari program itu. Kini Cirasea berada di bawah pengawasan dan pengendalian Satgas Citarum Harum Sub Sektor 9-21 Wilayah Ciparay. Dana ratusan milyar dialokasikan untuk memperbaiki DAS Cirasea.