Judul tulisan saya kali pendek saja "Mei 2020". Ada apa dengan bulan Mei tahun 2020 sehingga saya mengambil judul ini. Alasannya sepele aja, saya tidak mau terulang lagi kejadian sampai lupa dengan Hari Pendidikan Nasional. Sebuah hari peringatan yang sangat penting menurut saya. Lalu buka google, pingin tahu ada apa di bulan mei ini.
Ternyata ada 17 hari peringatan di bulan mei ini. Ini belum termasuk hari peringatan yang sudah ditetapkan sebagai hari besar. Iseng-iseng saya lihat bulan-bulan lainnya. Saya baru tahu bahwa dalam satu bulan itu ada belasan hari peringatan, bahkan ada yang mencapai 21. Wah untungnya tidak semua jadi hari besar dan libur nasional, kalau tidak, bisa-bisa kita libur terus nich sepanjang tahun.
Khusus di bulan Mei setidaknya ada 7.hari peringatan yang kerap menjadi perhatian masyarakat, yaitu:Â
- Hari Buruh Internasional, 1 Mei
- Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei
- Hari Kebebasan Pers Internasional, 3Â Mei
- Hari Palang Merah Internasional, 8 Mei
- Hari Buku Nasional, 17 Mei
- Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei
- Hari Tanpa Tembakau Internasional, 31 Mei
- Total 17 hari peringatan di bulan Mei ini
Bulan Mei tahun 2020 saya anggap cukup menarik untuk disimak mengingat adanya keunikan yang terjadi pada bulan Mei 2020 yang mungkin sulit akan terulang di tahun-tahun yang akan datang.
Pada bulan Mei ini, umat Islam tengah menjalani ibadah puasa, yang sudah berlangsung sejak 24 April. Dengan demikian umat Islam di Indonesia khususnya akan merayakan lebaran pada bulan Mei ini. Ormas Keagamaan Muhammadiyah telah menetapkan lebaran 1 Syawal 1441 H jatuh pada tanggal 24 Mei 2020. Sebelum itu, pada tanggal 10 Mei umat Islam akan bertemu dengan Peringatan Nuzulul Qur'an.
Nuzulul Qur'an adalah hari memperingati peristiwa turunnya Al Qur'an, Kitab Suci Agama Islam, untuk pertama kalinya. Disebut pertama kalinya, karena Al Qur'an diturunkan Allloh SWT melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur pada waktu dan tempat yang berbeda-beda.
Sementara itu perayaan Hari Waisak bagi umat Buddha akan jatuh pada tanggal 7 Mei 2020.
Hari Raya Waisak, adalah Hari Suci bagi umat Buddha. Merupakan peringatan atas kelahiran Pangeran Sidharta, diperolehnya Penerangan Sempurna menjadi Buddha, dan wafatnya Sidharta Buddha Gautama. Oleh karena itulah Hari Raya Waisak biasa disebut juga Hari Raya Tri Suci Waisak.
Khusus untuk umat Katolik, bulan Mei adalah Bulan Maria. Pada bulan ini umat Katolik melakukan devosi yang dikhususkan bagi Bunda Maria.
ini sangat menarik bahwa tahun ini ramadhan berbarengan dengan Bulan Maria. Juga Hari Raya Waisak berlangsung di tengah-tengah Bulan Ramadan dan Bulan Maria.
Umat Islam, umat Katolik dan umat Buddha, serta umat dari agama lainnya di Indonesia, sudah semakin dewasa dalam menjalankan ibadah berdasarkan agama dan keyakinannya masing.Â
Bagi umat Islam misalnya, agama mengajarkan bahwa perbedaan itu Rahmat. Meyakini kebenaran Islam adalah mutlak bagi kaum muslimin, tapi menghormati keyakinan orang lain adalah "kewajiban". Dalam bahasa dan kalimat yang berbeda, tentu ini juga menjadi ajaran umum dari setiap agama. . Inilah "kebesaran" dari agama-agama di Indonesia yang diakui keberadaannya oleh Negara.
Tentu sikap-sikap "intoleran" yang berkebalikan dengan hal di atas, akan tetap muncul dari seseorang atau sekelompok orang dari agama apapun yang kerap mengatasnamakan agama. Sikap intoleran adalah sebuah keniscayaan, meski itu tentu saja menjadi sesuatu yang sangat memprihatinkan.Â
Kesadaran terhadap kenyataan adanya sikap intoleran harus menjadi kesadaran bersama seluruh umat beragama. Dan kita berharap, ke depan sikap-sikap intoleran akan semakin berkurang, meski mungkin tidak sampai hilang sama sekali.Â
Kita telah sama-sama merasakan betapa pahitnya konsekuensi yang harus kita tanggung bersama dari adanya sikap-sikap intoleran ini. Sebaliknya kita juga sudah merasakan nikmatnya keindahan dari kebersamaan dalam keberagaman.
Menarik juga untuk dicatat, bahwa umat Islam melaksanakan ibadah puasa ramadan tahun ini, juga memperingati Nuzulul Qur'an dan berlebaran dalam suasana pandemi covid-19. Hal yang sama juga dialami oleh umat Buddha yang merayakan Tri Suci Waisak. Demikian juga umat Katolik yang berdevosi kepada Bunda Maria.
Pandemi covid-19 menjadi tantangan bagi semua umat beragama untuk bahu membahu mempercepat berhentinya pandemi ini. Di luar ltu, dalam pandemi covid-19 ini, tidak ada pihak, agama, bangsa, negara apapun yang patut untuk dipersalahkan. Semua umat beragama harus meyakini bahwa ini adalah "Jalan Tuhan" untuk menguji keimanan umatNya.
Semoga kita menjadi umat yang lebih baik setelah ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H