Mohon tunggu...
Uwes Fatoni
Uwes Fatoni Mohon Tunggu... Relawan - Peneliti kajian komunikasi, media, jurnalistik dan Islam Indonesia

Peneliti kajian komunikasi, media, jurnalistik dan Islam Indonesia. Pernah mengunjungi Amerika Serikat sebagai visiting Researcher di (UCSB (University of California at Santa Barbara) Amerika Serikat. Pengalaman menunaikan ibadah Haji Tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengalaman Menjadi Pengawas SBMPTN 2014

18 Juni 2014   07:47 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:17 3784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai pengawas kelompok Saintek saya harus sudah berada di lokasi ujian jam 6 pagi karena ujian di mulai jam 7 pagi. Kebetulan keponakan saya, Ardyan Hidayatul Falah, Siswa SMA 2 Tasikmalaya ikut menjadi peserta SBMPTN kelompok Saintek. Ia sengaja tinggal di Bandung untuk bisa ikut ujian seleksi PTN ini. Karena lokasi ujiannya di SMA 10 Cicadas cukup dekat dengan tempat saya mengawas (jarak daru SMA 10 ke USB sekitar 500 meter) pagi hari waktu ujian ia ikut bersama saya berangkat ke lokasi ujian.

Berdasarkan hasil pengalaman sebagai pengawas saya memiliki beberapa catatan berkaitan dengan kegiatan SBMPTN yang tadi pagi saya awasi. Ini hanya catatan-catatan kecil saja yang tidak mempengaruhi kredibilitas kegiatan SBMPTN. Saya berharap panlok Bandung bisa memperbaikinya dalam kegiatan SBMPTN tahun depan. beberapa catatan dari saya diantaranya :

Pertama, lembar berita acara ujian 1 (BA.U1) yang diserahkan oleh koordinator sektor kepada pengawas ruang terisi salah, atau tidak sesuai dengan jadwal ujian. koordinator sektor B di USB YPKP mencantumkan dalam BA.U1 jam pertama untuk Saintek Tes Kemampuan dan Potensi Akademik (TKPA). Ini tentu saja berbeda dengan jadwal bahwa jam pertama Saintek adalah TKD Saintek. Kesalah ini diikuti oleh beberapa pengawas yang kurang cermat. Mereka juga mencantumkan jenis ujian di BA.U2 dengan TKPA . Ketika saya konfirmasikan ke panitia sektor, jawabannya "BA.U1 tidak terlalu berpengaruh, dicoret saja diganti dengan jenis soal yang benar". Bagi saya tidak segampang itu, bagaimana kalau pengisian yang salah dalam BA.U1 itu kemudian diikuti dalam pengisian BA.U2 dan terscan dalam komputer panlok, tentu yang akan menjadi tertuduh kesalahan pengawas ruang. Ini menjadi catatan bagi panitia sektor jangan meremehkan hal-hal yang menyalahi prosedur, karena itu bisa mengganggu proses SBMPTN secara keseluruhan.

[caption id="attachment_343300" align="aligncenter" width="640" caption="Kesalahan Pengisian BA.U1 oleh Panitia Sektor (Foto Dokumen Pribadi)"]

14030253691507069226
14030253691507069226
[/caption]

Kedua, Pedoman Pengawasn SBMPTN 2014 masih menyisakan kebingungan bagi pengawas ruang terutama langkah 4 poin E. "Mencatata kode Naskah Soal Ujian (NSU) peserta pada Album Buku Harian Peserta (ABHP) dan membubuhkan tanda tangan pada kotak pengawas". Saya dan beberapa pengawas yang mengikuti buku pedoman tersebut sempat tertegun karena ternyata dalam ABHP tidak ditemukan kolom isian NSU. Bila pun ada pengisian NSU ini yaitu pada lembar berita acara BA.U2. Setelah diskusi beberapa saat, akhirnya kami menyimpulkan bahwa pedoman langkah 4 poin E itu salah. Agar menghindari pengawas kebingungan Saya berharap panlok Bandung bisa memperbaiki pedoman tersebut.

[caption id="attachment_343307" align="aligncenter" width="640" caption="Kesalahan pedoman Pengawas SBMPTN 2014 (Foto Dokumen Pribadi)"]

1403026746586914055
1403026746586914055
[/caption]

Ketiga, Jawaban soal Ujian TKD Saintek yang pilihannya sama. Salah seorang peserta SBMPTN menanyakan tentang soal dalam Ujian TKD Saintek. Ia mendapat soal C dengan Kode Soal Ujian 584. di Soal Nomor 21 pilihan jawabannya ada kesamaan di dua pilihan. Baginya tentu ini akan membuat bingung dan mengurangi peluang baginya untuk mendapatkan jawaban yang benar. Sedangkan skor penilaian SBMPTN itu menggunakan rumus yang unik, bila menjawab benar mendapat skor 2, bila menjawab salah dikurangi skor 1. Dengan pilihan yang jawabannya ada dua ia kemungkinan bisa salah dan skornya dikurangi 1.

[caption id="attachment_343301" align="aligncenter" width="640" caption="Jawaban Sama Soal No.21 soal SBMPTN TKD Saintek kode 584 (Foto Dokumen Pribadi)"]

14030258011692213455
14030258011692213455
[/caption]

Sejauh hasil penelusuran saya sebagai pengawas, dalam SBMPTN tidak ditemukan masalah-masalah krusial. Tidak ada pertanyaan yang bersifat politis, seperti pertanyaan mengenai tokoh yang dalam UN SMA dan SMP kemarin menjadi pertanyaan yang kontroversial karena dianggap kampanye terselubung tim sukses salah satu capres. Soal SBMPTN terbebas dari unsur-unsur politik.

Saya cukup respek dengan kegiatan seleksi melalui SBMPTN ini. Standar Operasi SBMPTN cukup ketat sehingga sangat jarang terjadi kebocoran soal ataupun tindak pelanggaran lainnya seperti yang dialami dalam Ujian Nasional. Meski ada beberapa kali terjadi pelanggaran seperti kasus joki peserta ujian yang diganti oleh mahasiswa PTN atau penemuan kecurangan alat bantu komunikasi, namun kasus-kasus tersebut bisa segera ditangani. Bila ada mahasiswa PTN seperti dari ITB atau Unpad yang diketahui menjadi joki SBMPTN, maka mereka akan kena sanksi dikeluarkan dari kampusnya. Cerita sukses SBMPTN ini menjadi modal dasar, kegiatan seleksi ini masih dipercayai dan diakui oleh Kemendibud.

Terkadang muncul berita wacana akan menghapus SBMPTN, karena dianggap tumpang tindih dengan Ujian Nasional (UN) SMA. Namun, itu masih wacana yang setiap tahun digulirkan oleh para pejabat kementerian pendidikan. Menurut saya boleh saja SBMPTN dihapus, dan seleksi mahasiswa PTN menggunakan hasil UN, namun proses UN standarnya harus sama dengan SBMPTN, diantara peserta ujian mendapatkan lokasi ujian yang diacak, kebocoran soal diantisipasi seminimal mungkin, kalau perlu sampai zero accident, pengawas ujian yang bebas dari kepentingan kelulusan peserta ujian. dengan standar seperti itu maka UN akan bisa dipercayai kredibilitasnya.
Saya berdoa semoga peserta SBMPTN yang tadi pagi berjuang mengisi soal dengan jujur dan sesuai dengan kemampuan lulus sesuai dengan program studi  PTN yang dipilihnya. Keberhasilan dan kelulusan yang dilakukan dengan cara jujur dan dengan jerih payah sendiri akan lebih bermakna dan dihargai dibandingkan dengan keberhasilan dan kelulusan dengan cara curang, kotor dan tidak beradab. Para peserta SBMPTN tahu bahwa perjuangan masuk PTN itu sangat ketat. Menjadi kebanggan tersendiri bila mereka kemudian dinyatakan lulus.
Khusus untuk keponakan saya, Ardy, terus berjuang, jangan patah semangat meraih mimpi kuliah di kampus terbaik. Kerja keraslah hari ini agar hasilnya bisa dipetik di masa yang akan datang. seperti kata pepatah "Berakit-rakit dahulu, berenang-renang kemudian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian".
Salam
Uwes Fatoni
Baca Juga :
Hawaii, Negeri Pelangi Cinta Indonesia
Kontribusi Umat Islam Pada Amerika

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun