"Waktu satu hari tidaklah tidak memiliki arti. Dirimu cukup membuatku terpesona. Wajah lugu, selalu membuat diri ini ... nggak tahu. Susah harus memulai untuk mengungkapkan. .... (Cipluk)...."
WA dari Cipluk? Siapa Cipluk? Di nomor tersebut sengaja tidak diberikan DP. Akupun tolah-toleh ke kanan dan ke kiri. Si Mbok Mug rupanya tahu dengan sikapku.
"Ada apa Den...?"
"Mbok. Kenal yang Namanya Cipluk...?"
"Cipluk...? Kok nggak kenal ya Den."
Di Tengah-tengah pembicaraanku dengan Mbok Mug. Tiba-tiba Pak Bejo si tukang parkir mendekatiku.
"Anu Den. Maaf menyela."
"Ada apa Pak..?"
"Cipluk itu ..."
Pak Bejo berhenti sejenak saat dirinya menyebut nama Cipluk. Hal itu tentunya membuat semakin penasaran. Pak Bejo rupanya mendengarkan apa yang aku katakana ke Mbok Mug barusan. Merasa penasaran aku segera merapat ke pak Bejo, dengan memberonding beberapa pertanyaan.
"Ada apa Pak dengan Cipluk? Pak Bejo kenal denagn dia? Siapa dia sebenarnya...?