Tidak itu yang ada dalam pikiranku, sepasang mat aitu sangat indah, bulat dan penuh hiasan pelangi. Orang Jawa bilang istilahnya bak Bawang Sebungkul. Ingat syair lagunya Iwan Fals, "Mata Indah Bola Ping Pong", sebuiah gambaran tentang indahnya bola mata seorang gadis.
Menurut orang Jawa, model mata demikian umumnya dimiliki oleh para trah kraton atau putri kerajaan. Tapi masak di jaman begini masih ada putri Kraton pikirku.
Si gadis rupanya menjadi salah tingkah, ketika aku tahu kalau dirinya memperhatikanku. Maka ia pun buru-buru meninggalkan Kedai Bakso Krikil setelah terlebih dahulu membayar ongkos pada Bu Mugiyo, istri dari Pak Mugiyo sang penjual Bakso.
Gejolak perasaanku tidak karuan. Dan segera aku membayar Bakso, dan beranjak mengikuti kepergian Si Gadis bersama dengan dua orang temennya yang mengendarai Honda Jazz warna merah.
Si Gadis tahu kalua sedang aku, buntuti setelah diperampatan traffic light ia buru-buru menerjang lampu merah dan sedikit melaju, sementara aku tertahan sehingga kehilangan jejak.
Penasaran dengan keberadaan Si Gadis, beberapa hari kemudian aku kembali datangi Kedai Bakso Krikil Pak Mug. Tetapi nihil, tidak aku dapatkan mata indah itu. Aku mencoba tanya pada Pak Mug dan Mug, tetapi mereka juga tidak tahu.
"Ma'af Den. Saya kurang tahu. Memang mereka sering datang bertiga kalau ke sini. Mereka sering datang biasanya pada hari Sabtu Den."
"Terimakasih Mbok."
"Sama-sama Den".
Akupun segera meninggalkan Kedai Bakso Krikil Pak Mug, setelah tidak mendapatkan informasi tentang si Mata Indah. Tetapi masih ada harapan, yah ... hari Sabtu. Demikian yang dikatakan Si Mbok Mug.Â
*******