Rakyat jadi Objek ?
Pergerakan politik di atas menggambarkan betapa dominan “kepentingan politik elit” di Kabupaten berjuluk “lumbung padi” ini. Rakyat semua hanya jadi “penonton” yang ujungnya akan menjadi sasaran.
Statmen ini berdasarkan pengamatan bahwa keputusan paslon sama sekali tidak bersentuhan dengan apa yang dipikirkan rakyat banyak. Misal : Apa pertimbangan PDIP yang memiliki kostituen terbanyak di Kabupaten Karawang mengedepankan Marzuki, yang dia bukan kader PDIP ? Apakah konstituen PDIP dan HANURA diberi ruang yang cukup untuk masukan secara luas dan terbuka ? Apa pula pertimbangan Dadang S Muhtar selaku Ketua DPD GOLKAR begitu ngotot mendukung Saan Mustopa, yang semua orang tau bahwa Saan bukan orang GOLKAR ? Bukankah GOLKAR adalah partai terbesar kedua setelah PDIP di Karawang ini ? Bukankah GOLKAR memiliki banyak kader yang mumpuni dan teruji ? Sedangkan kita tau kedua partai ini adalah partai terbesar dan tertua yang memiliki modal tidak terlalu sulit untuk mendapatkan dukungan politik yang cukup untuk mencalonkan kader sendiri.
Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin akan dijawab oleh tim sukses masing-masing, nanti di saat kampanye dengan asumsi ‘rasionalisasi”, yang belum tentu dapat diterima dan dipahami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H