Mohon tunggu...
MUSHOFA
MUSHOFA Mohon Tunggu... Guru - KHODIM PP. DAARUL ISHLAH AS-SYAFI'IYAH TANAH BUMBU KALSEL

Hobby Baca Buku-Buku Islami Klasik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hakekat Sehat

19 Januari 2023   07:00 Diperbarui: 19 Januari 2023   07:10 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

HAKEKAT SEHAT

"Sehat menurutku adalah tidak menjalankan dosa dari pagi hingga malam"[1]

 

Hatim al-Asham (w. 237 H)[2]

 

Kesehatan ada dua yaitu jasmani dan ruhani. Penyakit juga ada dua yaitu penyakit jasmani dan ruhani. Banyak orang mengira bahwa kesehatan itu hanya berkaitan dengan tubuh. Ketika tubuhnya nyaman, kuat, enak, tidur nyeyak, makan lahap, ia merasa sudah sehat. Sementara ia tidak pernah berfikir apakah kesehatan itu digunakan untuk beribadah kepada Allah Swt. atau tidak? Apakah tubuhnya digunakan maksiat atau tidak?

 Ada kesehatan sesungguhnya yang hakiki yang sering kita lupakan. Yaitu tidak bermaksiat kepada Allah Swt. ketika seseorang melakukan kemaksiatan sesungguhnya ia sakit. Yakni sakit mental, ruhani atau wilayah psikis. Penyakit ini jarang dipahami oleh seseorang. Badannya sehat, namun ia tidak shalat. Ia merasa tenang dan baik-baik saja. Padahal secara hakikat ia berpenyakitan yang harus segera dicarikan obatnya agar lekas sembuh. Karena jika tidak segera disembuhkan penyakit ini akan menjadi tumor ganas yang mematikan.

 Mulutnya setiap hari melakukan maksiat dengan menggunjing orang lain, memfitnah, mencaci maki, dan kejahatan mulut lainnya. Ia merasa sehat karena memang mulutnya tidak sariawan, tidak sakit gigi dan tenggorokan kering. Ia tidak sadar kalau sebenarnya ia sakit parah, karena mulutnya menjadi pintu dosa baginya. Virus-virus kemaksiatan masuk lewat mulutnya. Virus ini akan berkembang biak dalam dirinya menjadi banyak dan sulit untuk disembuhkan.

 Matanya terang, semua pemandangan indah dapat ia saksikan. Bisa nonton film, main game, bermedsos, dan menikmati pemandangan indah lainnya. Ia mengira matanya sehat-sehat saja, padahal matanya tidak pernah memandangi ayat-ayat Allah Swt., matanya sudah lama tidak digunakan melihat tulisan Al-Qur'an, matanya sudah lama tidak digunakan untuk memandang nasib orang-orang yang membutuhkan bantuan.

Sebenarnya mata seperti ini sakit parah, karena mata menjadi jendela maksiat masuk dalam dirinya. Berapa lama ia melek selama itu pula virus-virus maksiat masuk. Ketika kita tidak bisa melihat kebaikan, sebenarnya kita terkena penyakit katarak yang harus segera dioperasi, sebab jika tidak bisa mengakibatkan kebutaan. Yakni buta mata hatinya.

 Tangan sehat dan kuat mengangkat beban berat.  Orang mengira, tangannya sehat-sehat saja. Sementara tangannya selalu memegang perkara yang tidak halal di pegang, mengambil hak orang lain, semena-mena dengan orang lain, walaupun tidak menggunakan tangannya sendiri tetapi ia menyewa tangan orang lain. Kekuatan tangannya tidak bisa mengangkat beban kesusahan orang lain. Malah menyusahkan orang lain. Tangan-tangan seperti ini sebenarnya sakit parah. Karena tangannya lumpuh tidak bisa digerakkan untuk menjauhi maksiat dan tidak bisa digerakkan memberi kemanfaatan.

 Kakinya sehat,  bisa berjalan dengan tegak dan berlari dengan cepat. Kemanapun ia melangkah bisa. Ia mengira sehat-sehat saja. Memang kenyataannya begitu. Namun ia tidak merasa sakit walaupun kakinya tidak pernah melanggkah ke masjid atau mushalla melaksanakan shalat berjamaah. Ia tidak merasa kesemutan walaupun kakinya tidak pernah melangkah ke tempat-tempat kebaikan. Sebenarnya kakinya cacat, karena ia terasa berat membawa kakinya untuk mengerjakan amal saleh.

 Penyakit jasmani sangat mudah dideteksi dan di obati serta dicarikan obatnya di apotik. Penyembuhannya melalui media tenaga medis. Namun penyakit ruhani terkadang orang yang sakit tidak merasakan sakit. Penyakit ruhani ini sulit dikenali, gejalanya juga sulit dimengerti. Tidak ada tenaga medis yang bisa mendiagnosa penyakitnya, yang bisa melakukan diagnosa sebenarnya dirinya sendiri, melalui tafakkur dan intropeksi. Alhasil kesehatan hakiki adalah ketika tidak melakukan maksiat sepanjang hari, anda berarti sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun