Mohon tunggu...
MUSHOFA
MUSHOFA Mohon Tunggu... Guru - KHODIM PP. DAARUL ISHLAH AS-SYAFI'IYAH TANAH BUMBU KALSEL

Hobby Baca Buku-Buku Islami Klasik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dunia

24 Desember 2022   15:00 Diperbarui: 24 Desember 2022   15:00 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Abu Bakr Muhammad bin Ibrahim al-Kalabadzi (w. 380 H), dengan mengutip perkataan Abu Muhammad Al-Jurairy bahwa "faqr adalah anda tidak mencari yang tidak ada, sampai anda kehilangan yang ada." Artinya tidak mencari rizqi (bekerja) kecuali dikhawatirkan lemah dari melaksanakan ibadah wajib.[6]

 

Ab Hmid Muhammad al-Ghazali (450-505 H), belau dengan tegas mengatakan bahwa "dunia disebut musuh Allah, musuh para wali Allah, dan musuh bagi para musuh Allah." Kenapa dunia sebagai musuh Allah, karena dunia menghalangi dan memotong jalan para hamba Allah yang hendak beribadah kepada Allah. Dunia juga sebagai musuh para wali Allah karena dunia memperlihatkan kecantikannya seperti wanita buruk yang rupa yang menghiasi dirinya dengan perhiasan yang indah. Dan dunia juga menjadi musuh bagi musuh Allah karena menjebak mereka dalam perangkap cintanya setelah mereka ditipu dan diperdaya oleh dunia.[7]

 

Ibn Atha'illah Assakandari (650 H -- 709 H) beliau berkata: "Sesungguhnya bangunan wujud (dunia) ini, akan rusak binasa sendi-sendinya, dan akan musnah semua kemuliaan (kebesarannya)."

 

Abdul Wahhab al-Sya'rani (w. 973 H) berkata diantara akhlak para ulama' salafussalih adalah memandang dunia dengan pandangan i'tibar (untuk bahan mengambil pelajaran hidup) bukan dengan pandangan mahabbah (cinta dunia) dan syahwat (kesenangan).[8]

 

Dari sekian pandangan ulama di atas, dapat diambil intisarinya bahwa dunia ini dipegang di tangan saja, artinya dicari untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam rangka menopang kekuatan ibadah dan digunakan sesuai fungsinya serta di salurkan kepada yang berhak sesuai aturan syariat tanpa ada rasa khawatir akan habis. Jangan sampai dunia ini ditaruh di dalam hati, dicintai sampai mati, seakan ia akan mati kalau tidak mempunyai dunia, jangan sampai dunia menjadi sandaran hidup. Pada titik inilah seseorang dibuat terlena sehingga ia enggan mengeluarkan untuk berbagi dengan yang membutuhkan. Sampai-sampai ia pun lupa jika kelak juga akan meninggalkan dunia.

 

Alhasil, bersikap biasa saja terhadap dunia, karena tanpa kau sadaripun  kita akan meninggal dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun