Mohon tunggu...
kangsamad
kangsamad Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bono (U2) : Grace over Karma

5 Oktober 2009   01:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:38 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika orang terkenal berbicara, maka gegapnya sangat kuat. Apalagi orang terkenal berbicara mengenai sesuatu yang penting, kritikal, yang berbeda atau mengenai seorang yang terkenal lainnya, maka dua kali gegapnya.

Ucapan Bono (vokalis group U2, sebuah group band papan atas dari Irlandia) dalam wawancara dengan Michka Assayas (Rolling Stone) menarik perhatian saya, berikut kutipannya dibawah ini :

Rolling Stone: Don’t you think appalling things happen when people become religious?

Bono: It’s a mind-blowing concept that the God who created the Universe might be looking for company, a real relationship with people, but the thing that keeps me on my knees is the difference between grace and karma.

RS: What’s that?

Bono: At the center of all religions is the idea of Karma. You know, you put out what comes back to you: an eye for an eye, a tooth for a tooth, or in physics every action is met by an equal and opposite one. And yet, along comes this idea called Grace to upend all that. Love interrupts, if you like, the consequences of your actions, which in my case is very good news indeed, because I have done a lot of stupid stuff. I would be in big trouble if Karma is going to finally be my judge. I am holding out that Jesus took my sins to the cross, because I know who I am, and I hope I don’t have to depend on my own religiosity.

Selengkapnya dapat dilihat di : http://www.christianitytoday.com/music/interviews/2005/bono-0805.html

Di dalam wawancara tersebut pribadi Sang Isa Almasih junjungan yang ilahi oleh Bono seolah diperhadapkan dengan semua sistem keagamaan yang ada. Di satu sisi Sang Isa Almasih adalah pribadi yang penuh dengan anugrah (grace), dan pengenalan akan Isa Almasih diletakkan pada platform anugrah dan kebenaranNya. Sedangkan di sisi lain, Bono menyimpulkan bahwa sistem keagamaan yang ada semua ada dalam platfrom karma; gigi ganti gigi, dan mata ganti mata.

Sejujurnya saya tidak bisa berkompetisi dengan Allah di dalam keberagamaan saya. Ketika saya menganggap bahwa saya adalah orang baik, bermoral dan taat beragama sehingga saya layak mendapat berkah dan kebaikanNya, sebenarnya saya telah menjadi penipu yang ulung. Pertama, saya menipu Allah karena saya beribadah kepadaNya dengan pamrih, dan saya menjadikan relasi saya dengan Allah seperti layaknya hubungan kerja/dagang. Kedua, saya menjadi penipu karena sebenarnya saya adalah orang berdosa, dan segala kebaikan dan kesalehan saya seperti kain kotor dihadapanNya. Apakah yang bisa saya andalkan dihadapanNya yang Maha Suci?

Sejatinya tidak ada.

Justru diperlukan sebuah platform baru untuk mengenal Allah. Bono dengan jelas mengungkapkan, bukan di dalam Karma, tetapi di dalam anugrah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun