Saya hanya wong ndeso seng sabendinone ngandalke koran kanggo nggolek informasi, dan televisi untuk sarana hiburan keluarga. Namun jika informasi korannya (yang dimuat SUARA MERDEKA) hanya berita pencitraan para pejabat, ya bosen, sebah¸ jengkel dan jadi malas baca to.
Pertanyaan bagi orang awam seperti saya, apakah para pimpinan Suara Merdeka ini tidak update informasi? Apa tidak tahu bahwa masyarakat bawah seperti saya ini juga butuh informasi yang berdasarkan peristiwa atau kejadian langsung? Seberapa pentingkah informasi pencitraan pak Musthofa dibanding informasi publik yang lebih riil dan kongkrit. Atau memang benar bahwa Suara Merdeka sudah menjadi milik Bupati Kudus itu, sehingga setiap hari beritanya harus muncul seperti Harry Tanu Sudibyo di MNC TV, atau Surya Paloh di Metro TV dan lain sebagainya.
Dulu Suara Merdeka sering menampilkan tulisan yang sifatnya human interest, yang lebih inspiratif serta menggugah publik. Kenapa sekarang berubah dratis seperti ini ya. Apakah tokoh-tokoh heroik yang menentang pendirian pabrik semen di Rembang (Jawa Tengah umumnya), tidak layak diberitakan Suara Merdeka? Saya kira penting bagi masyarakat untuk mengetahui profile para perempuan yang mengecor kakinya dengan semen sebagai bentuk protes tolak semen.
Pimpinan Harian Suara Merdeka yang saya sayangi.
Surat terbuka ini saya sampaikan dengan harapan ada perbaikan. Jangan sampai, pembacamu pergi satu demi satu. Memutuskan langganan gara-gara materi beritamu yang isinya cuma pencitraan para pejabat saja. Kami sebagai pembaca sudah sangat muak dan bosan membaca berita-berita pencitraan pejabat. Sekali lagi saya sampaikan, bahwa saya selaku pembacamu butuh informasi yang menginspirasi, bukan sekedar pencitraan ala pejabat. Apalagi pejabat yang kerjanya hanya pencitraan saja. (maaf, kalau pak Mustofa kerja lho).
Demikian surat terbuka ini saya sampaikan. Saya mohon maaf jika terlalu lancang menyampaikan surat ini di Kompasiana. Terimakasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H