Mohon tunggu...
Kang Ruli
Kang Ruli Mohon Tunggu... Relawan - bogger

Pokoknya Belajar NULIS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjalanan Sosok Idealis di Kampung Kecil

9 September 2023   16:27 Diperbarui: 9 September 2023   16:31 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto Sumber: TechRadar

Selama kuliah, Daniel aktif mengikuti perkumpulan lingkungan yang bekerja untuk melestarikan alam. Dia juga berpartisipasi dalam proyek-proyek sukarela yang berhubungan dengan pelestarian hutan dan sungai. Setiap kali dia pulang ke kampung halamannya, dia membawa cerita-cerita tentang petualangan dan pengetahuan baru yang dia dapatkan.

Waktu berlalu dengan cepat, dan Daniel lulus dengan gelar sarjana. Namun, dia tidak berhenti di situ. Dia merencanakan perjalanan panjangnya yang pertama ke hutan hujan Amazon. Dia ingin melihat keindahan alam yang belum pernah dia lihat sebelumnya dan bekerja untuk melindunginya.

Sebelum berangkat, Daniel kembali ke kampung halamannya untuk berkumpul dengan keluarganya. Ayahnya, yang semakin menua, memberinya nasihat terakhir.

"Ingatlah, Daniel, bahwa dunia ini adalah milik kita semua. Kamu memiliki kekuatan untuk membuat perbedaan, walaupun dari kampung kecil ini. Jangan pernah lupakan akarmu."

Dengan berat hati, Daniel meninggalkan kampungnya lagi, kali ini untuk perjalanan yang akan mengubah hidupnya selamanya. Di hutan Amazon, dia mengalami tantangan-tantangan besar. Mengarungi sungai-sungai yang ganas, berhadapan dengan binatang-binatang liar, dan menghadapi kondisi cuaca ekstrem. Tetapi semangatnya tidak pernah padam. Dia mengumpulkan data tentang keanekaragaman hayati dan kondisi lingkungan, berharap dapat membantu dalam upaya pelestarian hutan hujan ini.

Beberapa tahun berlalu, dan Daniel kembali ke kampung halamannya dengan cerita-cerita luar biasa tentang pengalamannya di hutan Amazon. Dia juga membawa kabar baik bahwa dia telah berhasil membantu dalam upaya pelestarian hutan hujan tersebut.

Kembali ke kampungnya, Daniel merasa bahwa dia telah menemukan keseimbangan antara dunia luar yang luas dan akarnya yang dalam. Dia memutuskan untuk membantu komunitasnya sendiri. Dia mendirikan sebuah lembaga non-profit yang fokus pada pendidikan lingkungan di kampungnya. Dia mengajak anak-anak muda di kampungnya untuk memahami pentingnya pelestarian alam dan bagaimana mereka dapat berkontribusi.

Tentu saja, tidak semua orang di kampungnya mendukung upayanya. Ada yang merasa bahwa Daniel terlalu ambisius dan tidak menghargai gaya hidup sederhana kampung mereka. Namun, dia tidak terpengaruh oleh kritik-kritik itu. Dia tahu bahwa perubahan memerlukan waktu, dan dia siap bekerja keras untuk itu.

Saat ini, beberapa tahun setelahnya, kampung kecil itu berubah. Anak-anak muda di kampung itu telah menjadi pejuang lingkungan yang peduli. Mereka membersihkan sungai-sungai yang tercemar dan menanam pohon-pohon di hutan sekitar mereka. Mereka bahkan telah mendirikan komunitas pertanian organik yang berkelanjutan.

Daniel tetap tinggal di kampung kecilnya, mengabdi pada komunitasnya dan menjalani kehidupan yang sederhana. Namun, sekarang dia tahu bahwa kecilnya dunianya tidak menghalangi dia untuk membuat perbedaan. Dia telah membuktikan bahwa bahkan dari kampung kecil, seseorang dapat memengaruhi dunia dengan cara yang positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun