Mohon tunggu...
Kang Rozaq
Kang Rozaq Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pendakwah, Aktivis Sosial dan Keagamaan, Laskar Pelayan Jama'ah (LPJ)

Aktivis Gerakan Aksi Sosial dan Keagamaan (GASA) dan Penggiat/Laskar Pelayan Jamaah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teruslah Menebar Kebaikan, Walau Dirimu Belum Dianggap Baik

2 Agustus 2024   17:00 Diperbarui: 2 Agustus 2024   17:02 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar AI dan Edited

Dalam Islam, akhlak yang baik adalah cerminan dari keimanan seseorang. Akhlak merupakan karakter atau moral yang menjadi cerminan dari sikap dan perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Islam, akhlak yang baik (akhlaq karimah) sebagai cerminan iman.

Menebar kebaikan adalah bagian dari akhlak mulia yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah teladan dalam hal ini, yang terus menebar kebaikan meskipun sering kali diabaikan atau bahkan ditentang oleh kaumnya. Kisah beliau menghadapi berbagai rintangan dalam menyebarkan Islam penuh dengan contoh bagaimana beliau tetap menebar kebaikan dan berbuat baik kepada orang-orang yang bahkan memusuhi beliau.

Perbuatan baik yang dilakukan seseorang adalah cerminan dari akhlaknya yang mulia. Orang yang selalu menebar kebaikan menunjukkan bahwa ia memiliki akhlak yang baik dan mulia. Dengan menebar kebaikan, seseorang dapat membangun kepercayaan dan hubungan yang baik dengan orang lain. Ini penting dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan damai.

Imam Al-Ghazali, seorang ulama tasawuf terkemuka, dalam kitabnya "Ihya' Ulumuddin" menyatakan bahwa kebajikan adalah cermin dari keindahan hati seseorang. Beliau menjelaskan bahwa orang yang memiliki hati yang tulus dan ikhlas akan selalu berusaha untuk menebar kebaikan, meskipun kebaikan tersebut tidak diakui atau dihargai oleh orang lain.

Syekh Abdul Qadir al-Jailani, seorang sufi besar, juga mengingatkan bahwa kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas akan selalu dihargai oleh Allah SWT, meskipun manusia tidak menghargainya. Dalam salah satu nasihatnya, beliau mengatakan: "Jika kamu ingin menebar kebaikan, lakukanlah dengan niat yang murni karena Allah. Jangan pernah berharap balasan atau pengakuan dari manusia, karena Allah Maha Mengetahui segala niat dan perbuatanmu."

Manfaat Menebar Kebaikan

Menebar kebaikan adalah sebuah tanggung jawab dan sekaligus peluang bagi setiap individu untuk menunjukkan akhlak yang mulia. Ini adalah bagian dari ibadah dan cara untuk memperbaiki diri serta lingkungan sekitar. Berbagai manfaat bagi seseorang yang menebar kebaikan, antara lain:

  • Pahala dan Ridha Allah: yaitu setiap perbuatan baik yang dilakukan dengan niat yang tulus akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Menebar kebaikan adalah salah satu cara untuk mendapatkan ridha-Nya.
  • Ketenangan Hati: dengan melakukan kebaikan membawa ketenangan dan kedamaian dalam hati. Perasaan bahagia dan puas akan muncul ketika kita bisa membantu orang lain dan melihat mereka bahagia.
  • Contoh dan Inspirasi: yaitu dengan menebar kebaikan, kita dapat menjadi teladan bagi orang lain dan menginspirasi mereka untuk melakukan hal yang sama.

Dalam Islam, menebar kebaikan adalah perbuatan yang sangat dianjurkan dan memiliki nilai tinggi di sisi Allah SWT. Meskipun sering kali kita merasa tidak dianggap atau dihargai, penting untuk tetap menebar kebaikan dengan niat ikhlas karena Allah. Sebab, penilaian tertinggi bukanlah dari manusia, tetapi dari Allah SWT yang Maha Mengetahui setiap amal dan niat hamba-Nya.

Sikap Menebar Kebaikan, Walau Dirimu Belum Dianggap Baik

Sikap utama apabila menebar kebaikan meskipun belum dianggap baik oleh orang lain adalah dengan sikap ikhlas, yaitu melakukan segala perbuatan semata-mata karena Allah, tanpa mengharapkan pujian, penghargaan, atau balasan dari manusia. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS. Al-An'am: 162, "Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam." Rasulullah SAW juga mengingatkan dalam hadits bahwa Allah tidak melihat kepada rupa dan harta benda seseorang, tetapi kepada hati dan amal mereka (HR. Muslim).

Walau demikian, ikhlas ini harus terus dilatih (diriyadhoi) dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu caranya dengan memasrahkan semua yang kita lakukan kepada Allah SWT., hanya cari "senengi gusti Allah".

Selain ikhlas, keteguhan hati atau istiqamah dalam berbuat baik adalah hal yang sangat penting. Allah SWT berfirman dalam QS. Hud: 112, "Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah bertaubat bersama kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." Rasulullah SAW juga menegaskan pentingnya istiqamah dengan mengatakan, "Katakanlah: 'Aku beriman kepada Allah', kemudian beristiqamahlah" (HR. Muslim).

Dalam menghadapi penilaian dan reaksi negatif dari orang lain, kesabaran menjadi kunci. Allah SWT berfirman dalam QS. Hud: 115, "Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan." Rasulullah SAW juga menyebutkan bahwa semua urusan orang mukmin adalah baik baginya; jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, dan jika ia tertimpa kesulitan, ia bersabar (HR. Muslim).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun