Al Qur'an surat An-Nisa: 36 menjelaskan bahwa orang tua, saudara dan kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangga dan teman serta ibnu sabil juga hamba sahaya adalah lebih utama untuk diperlakukan dengan baik.
Artinya: "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri," (QS Ani-Nisa : 36)
Untuk itu, disetiap ada peluang untuk melakukan kebaikan, pilihannya dengan mengambil peluang tersebut dengan tidak menundanya. Mengingat balasan atas kebaikan itu, tidak akan tertukar kepada orang lain. Allah SWT. menegaskan "....Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri." [QS.Al-Isra': 7]. Selain itu, dalam QS Ar-Rahman : 60, yang artinya: "Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)."
Kebaikan yang Tidak Dianggap
Sering kali, dalam menebar kebaikan, kita merasa tidak dihargai atau dianggap. Namun, penting untuk diingat bahwa nilai dari kebaikan yang kita lakukan tidak terletak pada pengakuan manusia, tetapi pada niat ikhlas yang kita miliki dan penilaian Allah SWT. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya" (HR. Bukhari dan Muslim). Kebaikan yang dilakukan dengan niat ikhlas akan selalu bernilai tinggi di sisi Allah, meskipun manusia tidak mengakui atau menghargainya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita melakukan perbuat baik, mulai dari membantu tetangga, memberikan senyuman pada orang lain, bersedekah dan perbuatan baik lainnya. Namun, seringkali kebaikan-kebaikan ini tidak mendapatkan pengakuan atau penghargaan yang sepadan, bahkan tidak jarang menjadi cibiran orang lain.
Beberapa alasan mengapa kebaikan seringkali tidak dianggap, antara lain :
- Kebaikan yang dianggap sepele, yaitu tindakan baik yang sederhana dan sehari-hari seringkali dianggap biasa saja. Padahal tindakan kecil pun bisa memberikan dampak besar bagi orang lain.
- Tidak adanya ekspektasi untuk dihargai: banyak orang melakukan kebaikan tanpa mengharapkan imbalan. Mereka merasa puas hanya dengan mengetahui bahwa mereka telah membantu orang lain.
- Perbedaan persepsi: yaitu apa yang dianggap baik oleh satu orang, belum tentu dianggap baik oleh orang lain, karena standar kebaikan setiap individu berbeda-beda.
- Sifat manusia yang mudah lupa: yaitu adanya kecenderung orang mudah melupakan kebaikan yang telah diterima. Mereka lebih mengingat kesalahan atau kekurangan orang lain.
- Dunia yang serba cepat:, yaitu dalam era yang serba cepat, kebaikan seringkali tergesa-gesa. Tindakan baik yang dilakukan dengan tulus mungkin tidak sempat diperhatikan oleh orang lain.
Namun demikian, bagia orang yang beriman, insyaAllah dianggap atau tidak dianggap oleh orang lain atas kebaikan yang dilakukan, tidak menyurutkan niat dan tindakannya untuk terus menebar kebaikan dalam kehidupannya. Untuk itu, Jangan pernah berhenti berbuat baik, meskipun kebaikan kita tidak selalu mendapat pengakuan. Kebaikan yang tulus akan selalu memberikan dampak positif, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Ingatlah bahwa pahala atas kebaikan kita hanya Allah SWT yang mengetahui.
Allah SWT. menegaskan dalam Surah An-Nisa' : 40, yang artinya "Sesungguhnya Allah tidak akan menzalimi (seseorang) walaupun sebesar zarah. Jika (sesuatu yang sebesar zarah) itu berupa kebaikan, niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya."
Juga dijelaskan dalam QS. AL-Zalzalah, Allah SWT berfirman : "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya". [QS. Al-Zalzalah :7] dan "Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula" [QS. Al-Zalzalah (99):8]
Dengan demikian, menebar kebaikan, meskipun tidak selalu dihargai oleh manusia, membawa dampak positif baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Secara spiritual, menebar kebaikan memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT dan meningkatkan ketenangan batin. Selain itu, kebaikan yang kita sebarkan akan menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan damai.
Di sisi lain, Allah SWT menjanjikan balasan yang berlipat ganda bagi setiap kebaikan yang kita lakukan. Dalam Al-Quran, Allah berfirman: Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 261).