Mohon tunggu...
Kang Rozaq
Kang Rozaq Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pendakwah, Aktivis Sosial dan Keagamaan, Laskar Pelayan Jama'ah (LPJ)

Aktivis Gerakan Aksi Sosial dan Keagamaan (GASA) dan Penggiat/Laskar Pelayan Jamaah

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Kesuksesan Mendidik Anak: Istiqomah dalam Ikhtiar Langit dan Ikhtiar Bumi

6 Juni 2024   23:00 Diperbarui: 6 Juni 2024   23:04 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar koleksi pribadi

Hari ke-10 bulan Dzulhijjah memiliki makna penting bagi umat Islam di seluruh penjuru dunia. Semua umat agama Islam merayakannya dengan penuh kekhidmatan dan kegembiraan. Sebagian saudara-saudara kita yang sedang menjalani rangkaian ibadah haji di Makkah, Arafah, Muzdalifah dan Mina sebagai panggilan Allah.

Bagi mereka yang tidak melaksanakan haji, biasanya sibuk dengan ritual Idul Adha. Shalat Idul Adha, dilanjutkan dengan ibadah kurban hingga hari tasyrik berakhir.

Kita berdoa, semoga saudara-saudari kita yang sedang menjadi tamu Allah diberikan kesehatan dan kelancaran dalam melaksanakan ibadah haji dengan penuh kekhidmatan dan kesempurnaan, insyaAllah. Dengan izin Allah, mereka akan menjadi haji yang mabrur. Selain membantu mereka untuk menjadi individu yang saleh, juga berusaha memberikan manfaat bagi orang lain. Juga dapat menyebarkan kebaikan kepada masyarakat, sehingga memberi dampak positif, baik secara pribadi maupun kolektif.

Mudah-mudahan momentum Idul Adha dapat menjadi sarana bagi kita yang berada di sini, untuk memperbaiki ketakwaan kepada Allah Ta'ala. Idul Adha yang kita jalani setiap tahun memiliki tujuan untuk memperbaiki kualitas dan jumlah ibadah, baik secara individu maupun sosial, bagi umat Islam.

Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail berhubungan erat dengan Idul Adha. Peringatan Idul Adha atau yang juga dikenal sebagai idul qurban, merupakan sebuah perayaan untuk menghormati kesediaan Nabi Ibrahim dalam mempersembahkan putranya yaitu Nabi Ismail, sebagai tanda ketaatannya kepada Allah SWT.

Banyak pelajaran kebaikan yang diajarkan dalam ibadah idul qurban, kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya, antara lain pelajaran berharga tentang: Menjadi taat, ikhlas, dan pasrah kepada Allah SWT. Juga mengajarkan pengorbanan dan kepedulian. Selain itu, juga diajarkan tentang Kesyukuran dan kedermawanan dalam mengapresiasi kenikmatan yang telah diberikan Allah SWT. bagi hamba-Nya untuk menunjukkan kasih sayang Allah.

Di samping itu, ada juga pelajaran tentang pentingnya mempererat tali silaturahmi serta bagaimana komunikasi dan dialog terbuka dapat diperoleh melalui kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang mengajarkan nilai-nilai hubungan antara orang tua dan anak. Dengan sopan penuh adab, Ibrahim bertanya kepada Ismail dan dengan seksama mendengarkan pendapatnya, sehingga tercipta ikatan emosi yang kuat. Selain itu, penting juga untuk mengajarkan pelajaran tentang Pendidikan Nilai-nilai Tauhid sejak usia dini.

Kisah Nabi Ibrahim AS senantiasa memberikan inspirasi dan pelajaran yang berharga bagi umat Islam. Dalam konteks mendidik anak, kisah ini memiliki banyak hikmah yang masih relevan, terutama pada zaman digital saat ini. Pelajaran berharga yang dapat diambil dari keteladanan Nabi Ibrahim adalah bagaimana menerapkan nilai-nilai yang sama dalam mendidik anak-anak di era modern ini, meskipun menghadapi tantangan-tantangan yang tidak mudah.

Kehidupan Nabi Ibrahim terkenal karena kemulian hati, ketabahan, dan ketaatannya dalam melaksanakan perintah Allah. Saat ia diperintahkan untuk mengorbankan putranya, Ismail AS adalah salah satu momen paling mengharukan dalam kisahnya. Peristiwa ini bukan hanya berkaitan dengan ketaatan kepada Allah, namun juga mengenai bagaimana Ibrahim membesarkan Ismail dengan nilai-nilai keimanan yang kokoh, sehingga Ismail menerima perintah tersebut dengan tulus ikhlas.

Hal ini dijelaskan dalam Qs. Ash-Shaffat ayat 102, yang artinya : "Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun