-Kang Mpie-
Sumber Gambar: Rubeshandayani
Sudah menjadi jadwal rutin pengurus Masjid Al-Furqan di setiap Bulan Ramadan menyediakan hidangan berbuka untuk jemaah di sekitar dan musafir yang sedang melintas. Semuanya berjalan dengan sempurna, makanan dan minuman yang disediakan selalu habis karena banyaknya jemaah yang datang untuk ikut berbuka.
Hidangan berbuka itu sebenarnya berasal dari jemaah juga--yang sudah dijadwalkan pengurus akan pembagian hari dan jenis menu selama Ramadan--tapi belakangan hari ini ada satu hidangan misteri yang menjadi pertanyaan para pengurus masjid.
“Antum sudah cek daftar menu jemaah, Mad?” tanya Ketua Masjid kepada Ahmad
“Sudah, Pak. Malah sampai saya tanya satu persatu kepada jemaah setiap harinya. Tapi tidak ada yang mengakui kalau tempe goreng ini adalah pemberian salah satu dari mereka.” Ahmad menjelaskan secara rinci kepada Pak Ketua
Ya, sepiring tempe goreng yang selalu berjumlah 10 buah itu rutin hadir di antara hidangan lain. Pengurus Masjid belum mengetahui siapa pengirimnya, berbagai cara sudah dilakukan untuk mencari tahu, sampai-sampai mereka sengaja mengintai dari jauh, menunggu kedatangan si pengirim.
“Kita sudah seharian di sini, tapi tanda-tanda pengirim tempe belum ada juga,” keluh Ahmad di saat dia dan salah satu pengurus lain sedang melaksanakan tugas mengintai.
“Mungkin dia sudah tahu kalau kita sedang menyelidikinya,” timpal rekannya
“Bisa jadi juga sih.”
Setelah lama menunggu, dan waktu pun sudah menujukkan sebentar lagi saatnya berbuka, Ahmad dan rekannya memutuskan untuk meninggalkan tempat mengintai.
Tidak berapa lama, ada seseorang yang berjalan mengendap-endap mendekati pelataran masjid. Dia terlihat sedang mengamati situasi untuk mencari waktu dimana pengurus sedang lengah karena sibuk menyiapkan hidangan berbuka. Di tangannya terlihat bungkusan plastik yang di dalamnya diselimuti kertas bekas koran berminyak.
Setelah merasa aman dari pandangan para pengurus, laki-laki itu langsung menaruh bungkusannya di depan masjid, lalu pergi secepat mungkin meninggalkan bungkusan itu dan secarik kertas di atasnya bertuliskan ‘Selamat Menikmati Hidangan Tu(h)an.’
Allahu Akbar ... Allahu Akbar ....
Suara adzan mengema, para jemaah dan pengurus masjid bersama-sama menikmati hidangan berbuka yang tersedia ditambah 10 buah tempe goreng.
Di seberang sana, laki-laki tua duduk di samping gerobak berisi kardus dan barang-barang bekas, tersenyum menyaksikan semua aktifitas berbuka di masjid itu.
“Alhamdulillah, saya bisa berbuka dengan nikmat, Tuhan. In shaa Allah, berkurang lagi 10 dosa saya hari ini,” ucapnya penuh kebahagiaan dan pengharapan.
Catatan:
Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community
Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H