Meski demikian, mayoritas dari anak-anak motor aktivitas utama dari touring yang mereka nikmati adalah menikmati perjalanan. Baik atau tidaknya kondisi jalan yang dilalui itu merupakan salah satu cerita dalam setiap kilometernya.Â
Misalnya saja seperti perjalanan di hari kedua, dari Kampung Naga (Tasikmalaya). Saat malam sudah gelap, pada umumnya cafe hanya buka sampai jam 6 sore.
Tapi mengingat panitia sudah koordinasi maka mereka mau menunggu kedatangan RoRI Jakarta Chapter untuk makan, menikmati alam, dan menu lain yang ditawarkan.Â
Lokasinya berada di kaki Gunung Galunggung, dari jalan raya naik lagi untuk sampai di tujuan. Selain gelap, kabut sudah mulai turun dan dibarengi dengan gerimis.Â
Meski sudah menggunakan lampu tambahan pada masing-masing motor, namun visibilitas berkendara dirasa masih kurang.Â
Bahkan jalanan yang menanjak, sempit, dan didominasi oleh pepohonan akhirnya menjadi bahan untuk mereka bersenda gurau sambil menunggu pesanan diantar di cafe.Â
Lain ceritanya dengan saat berwisata di Green Canyon. Aliran sungai yang tenang, indahnya bebatuan pada dinding tebing sisi sungai ternyata ternodai oleh sampah di permukaan air.Â
Wisata budaya seperti yang ditawarkan di Kampung Naga (Tasikmalaya) menjadi pembelajaran dan hikmah tersendiri.Â
Lingkungan yang tidak banyak memanfaatkan teknologi, namun dihiasi keindahan alam dan hidup berdampingan dengannya membuat member ROJAK terkagum.Â
Rombongan dengan jumlah peserta di atas 20 motor sebenarnya bukan hal yang mudah. Terlebih akses yang digunakan adalah jalan raya untuk kepentingan bersama.Â