Lebaran identik dengan musim mudik, bagi warga yang tinggal di Depok seperti saya ini dan berkampung di Karawang mau gak mau harus ikut menggunakan istilah ini. Meskipun setiap bulan juga tetap pulang dengan maksud mempertemukan orangtua dengan dua cucunya, maklum cucu dari anak tunggal. Â
Lebaran tahun 2019 ini yang tahun hiriahnya itu 1440 kami ngasih nama mudik dengan judul Silaturahtim Bersama si Kecil. Kecil karena kami masih keluarga kecil. Kecil karena kami memiliki dua akan kecil dan alasan kecil yang terakhir karena kendaraan yang digunain pun terbilang kecil, yaitu Suzuki Karimun Wagon R.Â
Perjalanan yang bertujuan mempererat hubungan kekeluargaan satu turunan dari keluarga saya dan keluarga uminya anak-anak  yang alhamdulillah cukup banyak. Banyaknya sih dari keluarga istri. Oh iya, bersilaturahim gini sebenernya satu dari sekian cara mendatangkan rezeki dan bertambahnya usia.Â
Punya mertua yang kembali ke tanah kelahirannya merupakan satu kebahagiaan tersendiri, karena bisa ada alasan untuk bepergian. Maklum orangtua kan tinggalnya tidak jauh dari Depok, sekitar 45 kilo aja. Dan kalau dihitung dengan waktu tempuh hanya 2,5 sampai 3 jam. Yang bikin nanggungnya adalah kalau masuk tol, disaat jalanan sudah lenggang karena kemacetan disitu pula saya harus keluar tol. Â
ANAK KECILÂ
Tantangan terbesar dalam perjalanan ini adalah menemukan cara agar istri dan anak-anak bisa aman, nyaman selama perjalanan. Membawa bayi dan satu batita yang sedang dalam masa perkembangan adalah cerita tersendiri. Bagaimana tidak, ketika istri sudah menidurkan dedek bayi si teteh malah teriak-teriak dan jalan kedepan dan belakang. Ancaman terbesarnya adalah yang kecil bangun dan uminya kewalahan.Â
Dalam kemacetan pun si teteh masih bisa ambil momen, saat ada warna-warni bergoyang-goyang dipinggir jalan ia langsung respon dengan mengucapkan, "alon, alon, alon, alon." hmmm, rupanya ia mau balon.Â
Begitulah keindahan perjalanan membawa anak-anak kecil tanpa ada pihak kedua yang membantu.Â
MOBIL KECIL (Si Alit)Â