Kekuatan itu bernama, cinta.
Ya, Cinta.
Semacam perangai bulshit, jika manusia tidak ada yang menginginkannya. Untuk dirinya, kerabat dan teman, maupun untuk anak cucunya.
Semua manusia membutuhkan cinta. Bahkan dalam kondisi terburuk sekalipun, manusia menginginkannya. Bukankah bentuk protes terhadap ketidaknyamanan juga merupakan perwujudan dari mendambakan cinta?
Semua jiwa mendambakan cinta, begitu pula dengan mereka yang berpasangan.
Penulis jadi teringat pada kisah seorang sahabat yang begitu mencintai pasangannya. Tak disangka, mencintai wanita yang kala itu belum menjadi isterinya adalah awal yang berat untuk berhadapan dengan keluarga dari pihak wanita.
Ditentang, tak direstui, dengan berbagai alasan yang sebelumnya tidak ada. Dalil agama dan etika norma di bentangkan dihadapan mereka. Satu intinya, mereka berpisah. Dengan penjelasan yang berupa-rupa halusnya, demi menutupi ketidaksukaan pada sang pria.
Lalu apa pasangan itu menyerah?
Tidak!
Mereka meyakini kekuatan cinta yang mereka miliki. Mereka tetap berjalan dengan keyakinan serta pembuktian.
“Orang tua akan mati, saudara dan teman pun akan pergi. Bersama pasangan yang saya pilihlah akan saya lewati hari sampai tua nanti”, begitu tutur sahabat tersebut pada penulis.
Tak ada yang tidak mungkin. Dan semua terbukti.
Kebahagiaan mereka kini melimpah. Dan kebahagiaan mereka memang dari mereka untuk mereka. Keluarga kecil mereka. Bukan dari saudara, teman, termasuk orang tua.
Mereka bahagia dari tangan mereka berdua. Dengan segala ujian yang terlewati, dengan segala pertaruhan demi memperjuangkan cinta yang diyakini.
“Lebih baik saya mati memperjuangkan cinta saya, dari pada membiarkan lepas dan menyisakan penyesalan”, ucap sahabat itu pada penulis saat mengakhiri obrolan.
Ya,
Cinta memang harus diperjuangkan. Bukan dari hasil pemberian.
Penuh hormat dari penulis kepada mereka yang memperjuangkan cintanya. Ternyata masih ada manusia-manusia seperti itu. Salut!
Hati-hati dengan kekuatan cinta. Karena mematahkannya, akan menjadi hal tersulit untuk dilakukan.
Cinta itu menguatkan.
Dan siapapun kita, jangan memaksakan diri untuk menghancurkan!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H