Tak ada yang tidak mungkin. Dan semua terbukti.
Kebahagiaan mereka kini melimpah. Dan kebahagiaan mereka memang dari mereka untuk mereka. Keluarga kecil mereka. Bukan dari saudara, teman, termasuk orang tua.
Mereka bahagia dari tangan mereka berdua. Dengan segala ujian yang terlewati, dengan segala pertaruhan demi memperjuangkan cinta yang diyakini.
“Lebih baik saya mati memperjuangkan cinta saya, dari pada membiarkan lepas dan menyisakan penyesalan”, ucap sahabat itu pada penulis saat mengakhiri obrolan.
Ya,
Cinta memang harus diperjuangkan. Bukan dari hasil pemberian.
Penuh hormat dari penulis kepada mereka yang memperjuangkan cintanya. Ternyata masih ada manusia-manusia seperti itu. Salut!
Hati-hati dengan kekuatan cinta. Karena mematahkannya, akan menjadi hal tersulit untuk dilakukan.
Cinta itu menguatkan.
Dan siapapun kita, jangan memaksakan diri untuk menghancurkan!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H