BUKAN : “AssalamualaiKUM ayyuhannabi”
Begitulah memang seharusnya, ketika sebutan itu hanya tertuju kepada satu orang, seperti saat kita berucap salam kepada Nabi dalam shalat.
Penggunaan kata ganti “antum” untuk menghaluskan “anta”, dan “nahnu” untuk menghaluskan “ana” dipengaruhi oleh bahasa Jawa.
Yakni, “panjenengan” untuk menggantikan kata ’kowe’ bagi orang yang dihormati. Dan “kawula” untuk menggantikan kata “aku”. Dalam bahasa Indonesia pun dikenal istilah ’Anda’ dan ’saya’, yang dianggap lebih halus dibandingkan ’kamu’ dan ’aku’.
Namun, dalam bahasa Arab tidak demikian.
Bahasa Arab adalah bahasa yang egaliter dan menghargai kesederajatan dalam menggunakan kata ganti.
Sehingga kata ganti ’ana’ (aku) akan berlaku untuk semua pelaku tunggal, sedangkan ’nahnu’ (kami) untuk pelaku jamak. Demikian pula ’anta’ (engkau) untuk tunggal, dan ’antum’ (kalian) untuk jamak.
Demikianlah sedikit ilmu hasil pengalaman sembilan tahun mempelajari Bahasa Arab yang saya ketahui dan bagikan, semoga berkenan.
Gaul agar terlihat religius boleh, namun jangan pernah menjauhkan diri dari keinginan untuk terus belajar.
Positifkan pergaulan kita, dengan terus mempelajari hal baru.
Selengkapnya Tentang “Anta” vs “Antum” :