Mohon tunggu...
Raditya Riefananda
Raditya Riefananda Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penjual Buku Eceran | Founder Aksarapedia.id "Hanya manusia biasa yang gemar menulis. Menulis yang saya bicarakan, berbicara apa yang saya tuliskan. Menulis apa yang saya lakukan, melakukan apa yang saya tuliskan."

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

OPINI: Penggunaan Kata “Anta” vs “Antum”

11 Desember 2015   18:22 Diperbarui: 11 Desember 2015   18:22 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

’’Hah, antum? Ana musy aktsar min itsnain..!’’ begitu kata orang Mesir. 

(’’Hah, antum. Saya kan tidak lebih dari dua orang..?’’)

Orang Mesir, kalau ingin menghaluskan ungkapannya kepada seseorang yang dihormati, bukan dengan mengganti kata anta menjadi antum atau ana menjadi nahnu. Melainkan dengan sebutan penghormatan, seperti: hadratuka disingkat menjadi hadratak atau Siyadatuka disingkat Siyadtak. Keduanya memiliki makna ’Anda yang terhormat’.

Atau menambahkan sebutan penghormatan di belakang kata anta, seperti: “anta, ya basya” atau “anta, ya sayyid”. Yang bemakna “engkau, wahai Tuan”.

Jangankan kepada manusia, kepada Allah pun mereka berdoa dengan menggunakan dhomir (kata ganti) anta, bukan antum. Misalnya :

“Allahumma anta salam waminka salam”

(Ya Allah Engkaulah kedamaian dan dari Engkaulah bersumber kedamaian).

BUKAN : “Allahumma ANTUM salam waminka salam”

Atau kepada Rasulullah SAW :

“Assalamualaika ayyuhannabi”

(Kedamaian untukmu wahai Nabi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun