Bergantian antara yang positif dan yang negatif. Banyak. Bahkan mungkin ribuan. Dan itulah saldo – saldo hasil dari energi positif dan energi negatif yang pernah kita keluarkan dimasa lampau.
Yang positif dapat kita katakan sebagai antrian kebaikan atau kenikmatan yang akan segera kita terima, sedangkan yang negatif dapat kita katakan sebagai keburukan atau musibah yang akan kita terima pula.
Dari setiap energi yang sudah masuk menimpa pada diri kita, tentu saja membuat jumlah antriannya berkurang. Saya menyebutnya pencairan energi.
Sehingga dapat dipahami, jika saat ini anda telah menerima kembali sebagian energi positif yang cair dalam bentuk kebaikan atau kenikmatan, dimana sesungguhnya itu adalah hasil dari pengeluaran energi positif yang pernah anda lakukan dimasa lampau, maka tentu saja jumlah energi yang telah mencair tersebut membuat saldo nya berkurang. Kebaikan dan kenikmatan yang mengantri ke diri anda semakin sedikit, karena sebagian telah anda terima pencairannya.
Sehingga logikanya, jika anda ingin terus menerima pengembalian energi positif secara terus menerus dan berulang, maka anda harus secara terus menerus pula menciptakan saldo antrian energi positif dengan mengeluarkan sebanyak-banyaknya energi positif pula.
Namun sebaliknya, jika saat ini anda sudah menerima kembali sebagian energi negatif yang pernah anda lakukan dimasa lampau dalam bentuk keburukan dan musibah, saya sarankan anda tidak perlu menambah saldo antriannya lagi.
Biarkan antrian tersebut segera habis, tanpa perlu menambah antrian baru dengan kembali mengeluarkan energi negatif dalam bentuk apapaun lagi. Sekecil apapun. Biarkan dia habis, bahkan jika perlu mintalah untuk dipercepat pencairan saldonya.
Bukan apa, bagi saya pribadi, jika antrian saldo energi negatif yang saya miliki belum segera tercairkan habis, saya khawatir keburu berjumpa dengan malaikat-Nya yang bertugas mencabut nyawa saya.
So,..bagaimana?
Semoga mudah dipahami, mengapa saat kita menerima musibah (baca : pengembalian energi negatif / pencairan saldo antrian energi negatif yang kita lakukan dimasa lampau), seharusnya kita tertawa bahagia dan meresponnya penuh rasa syukur.
Dan inilah pemahaman syukur dalam menghadapi sebuah musibah yang harus mulai kita maknai. Bersyukur dan bahagia sekali kan, jika antrian saldo keburukan negatif kita segera habis sebelum kita kembali pada-Nya? Siip!