Saat kita mengeluarkan energi positif, maka dipastikan yang kembali pada diri kita adalah energi positif, begitu juga sebaliknya. Sekali lagi saya katakan, hal ini dikarenakan jumlah energi harus selalu tetap, begitu pula yang ada dalam diri kita, jumlahnya harus tetap. saat ada yang dikeluarkan, pasti akan dikembalikan, dalam jumlah yang sama.
Misalkan, dalam diri kita ada energi positif dan energi negatif dengan jumlah masing-masing adalah sepuluh, maka total energi dalam diri kita adalah dua puluh.
Suatu hari, kita mengeluarkan energi positif sebanyak tiga buah,maka energi positif kita tinggal bersisa tujuh buah.
Karena HKE menyatakan bahwa energi berjumlah tetap, maka dapat dipastikan bahwa energi positif yang kita keluarkan sebanyak tiga buah tadi akan kembali lagi ke dalam diri kita dengan jumlah tiga buah pula. Sehingga total energi positif dalam diri kita kembali menjadi sepuluh.
Selain itu, karena HKE juga menyatakan bahwa energi dapat berubah wujud, maka jumlah energi tiga buah yang kita keluarkan tadi pun dapat berbentuk saat dia kembali ke diri kita, tidak selalu sama dengan saat kita mengeluarkannya.Â
Sehingga melihat penjelesan di atas, janganlah heran jika hari ini kita menolong orang yang terlilit hutang, kemudian suatu hari kita ditolong oleh orang lain dengan bentuk pertolongan yang sama, menerima bantuan hutang. Atau mungkin bentuk pertolongan yang berbeda, tiba-tiba seseorang menggunakan jasa kita dan membayarnya dengan sejumlah uang yang nilainya cukup untuk membayarkan hutang kita.
Contoh lain yang lebih nyata dan saya yakini sebagai efek energi positif yang pernah saya keluarkan dan kembali pada diri saya, adalah pengalaman dalam satu bulan ini.
Dimana saya terus berbagi kebaikan melalui catatan positif di media sosial, kemudian ada pihak - pihak yang mengajak untuk menulis dimajalah, menerbitkan buku dan bahkan menawari untuk mengisi berbagai acara seminar yang bertema mengenai batik, media sosial positif serta wirausaha bagi pelajar. Ketiga tema itu adalah tiga judul yang pernah saya bagikan dalam sebuah catatan kebaikan.
Semua itu sangat saya yakini, semata-mata bentuk energi positif yang kembali pada diri saya, yang pernah saya keluarkan sebelumnya. Saya mensyukuri semua itu. Dan makin bersemangat berbagi kebaikan positif.  Â
Mungkin sebagian dari kita menyebutnya rezeki, karunia atau apapun itu dari Tuhan, ya memang benar. Namun secara ilmiah berdasar hukum sebab-akibat dapat dikatakan, bahwa sesungguhnya hal itu adalah bentuk energi yang pernah kita keluarkan sebelumnya, kemudian kembali pada diri kita lagi.
Lalu contoh sebaliknya , misalkan kita mengeluarkan energi negatif dalam bentuk keburukan sebanyak enam buah, artinya energi negatif kita bersisa empat buah.