Mohon tunggu...
Kangmas Sujiwo
Kangmas Sujiwo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kartini, Dulu dan Kini

21 April 2016   18:43 Diperbarui: 21 April 2016   18:51 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

PERJUANGAN KARTINI

Kartini, seorang anak bangsa yang tidak takut akan kemajuan jaman. Di jamannya dia menjadi seorang yang berbeda dengan anak sebayanya. Seseorang yang mempunyai pemikiran indah tentang negerinya yang ingin dia bagikan kepada dunia. Kartini, berjuang bukan untuk dirinya tetapi untuk kaum perempuan di negerinya.

Apa yang dilakukan Kartini ? Apakah dia menonjolkan diri sebagai seorang pemimpin kelompok ? Apakah dia berjuang dalam sebuah kelompok pejuang bersenjata wanita? Tidak. Kartini muda Iebih memikirkan perubahan pemikiran dasar seorang perempuan yang mempunyai hak yang sama dengan halnya seorang laki-laki yaitu hak untuk belajar.

Kartini memberi pelajaran membatik kepada perempuan-perempuan dilingkungannya. Disela-sela itu dia mengajarkan membaca untuk mereka, sehingga secara tidak sadari pendidikan nonformal sudah dimulai sejak era Kartini. Tidak ada yang bisa menahan gejolak pikiran maju Kartini, pun orang tuanya tidak dapat membendung keinginan Kartini untuk terus menjalin hubungan dengan teman-temannya yang dia kenal di luar negeri. Kecerdasan Kartini berbahasa asing membuat tulisannya ditunggu oleh teman-teman Kartini di luar negeri. Dari Kartini, berita keindahan negerinya diceritakan melalui surat-suratnya, termasuk pemikiran maju Kartini akan nasib para perempuan di negerinya. Akhirnya kita memiliki kebesaran sejarah dalam kumpulan surat Kartini "Habis Gelap Terbitlah Terang". Sungguh karya sejarah yang luar biasa , menjadikan harum nama Kartini hingga sekarang ini.

KEKINIAN

Di era sekarang, banyak Kartini dalam berbagai pandangan. Tidak melulu sebagai Kartini berbalut kebaya dan pengabdian di balik keluguannya. Tetapi pandangan Kartini sebagai sosok perempuan dengan kesetaraan gender dalam berbagai profesi dan jabatan. Profesi? Apakah perempuan harus menyandang sebuah profesi? Apakah perempuan harus memangku jabatan barulah penilaian sebagai sosok Kartini dijatuhkan pada perempuan-perempuan Indonesia?

Mari kita Iayangkan pandangan pada perempuan di pasar tradisonal. Penjual yang dari pagi hingga siang hari menjual barang dagangannya, demi membantu perekenomian keluarga. Ketika mereka pulang ke rumah pekerjaan rumah tangga sudah menanti, membersihkan rumah, memasak, mencuci, menjaga anak-anak termasuk mendampingi mereka dalam belajarnya. Berapa waktu yang dibutuhkan mereka untuk kegiatan tersebut? Apakah nama, profesi, jabatan yang pantas diberikan kepada perempuan tersebut? Patut kita masukkan dalam pandangan kita, perempuan di pasar tradisional pun seseorang dengan pemikiran Kartini. Ikut berjuang dalam ekonomi keluarganya.

Berikutnya, layangkan pandangan pada perempuan di perkantoran. Kesempatan dan persiapan pendidikan yang lebih baik serta keberuntungan membawa perempuan dapat belajar berbagai bidang dan berkiprah di bidang pekerjaan yang digeluti. Mereka mempunyai kesempatan menjadi bagian dari sebuah pekerjaan, profesi bahkan jabatan dalam bidangnya, yang tidak datang dengan sendirinya. Tetapi penuh pengorbanan dan perjuangan. Perempuan dengan berbagai kegiatannya, mempunyai kisah panjangnya sendiri. Kisah panjang mereka yang berbalut suka dan duka, mempunyai tujuan utama yaitu membangun keluarga harmonis yang sejahtera lahir dan batin. Yang termasuk dalam pandangan kelompok sosok Kartini ini adalah, para perempuan sebagai prajurit wanita, pengajar, tenaga medis, pilot, atlit wanita, kepala daerah dan lain sebagainya.

PEREMPUAN DAN ORGANISASI PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA

Bagaimana dengan perempuan dalam pandangan kali ini, yaitu perempuan sebagai pendamping prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat bergabung secara otomatis dalam organisasi sebagai anggota Persit Kartika Chandra Kirana? Dibalik kesahajaan seragamnya, tidak sedikit kiprah yang telah diperbuat oleh anggota Persit Kartika Chandra Kirana, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota organisasi Persit Kartika Chandra Kirana.

Banyak anggota Persit Kartika Chandra Kirana yang menyandang berbagai predikat dan berbagai peran selain sebagai pendamping prajurit. Dengan berbagai cerita panjang penuh pengorbanan dan perjuangan, keberhasilan bukan sebagai hadiah melainkan sebuah pencapaian yang luar biasa dalam pengelolaan keluarga. Tetapi hal yang lebih menarik bagi penulis adalah, banyak keluarga prajurit yang telah berhasil menghantar putra putrinya menjadi bagian terbaik dalam keluarganya, menghantar mereka mencapai cita-citanya, mencapai kemuliaan akhlak dan moralnya sebagai anak prajurit yang mampu menyandang gelar dan memperoleh kesempatan terbaik dalam hidup dan pekerjaannya.

Perempuan yang tidak kenal lelah mendampingi putra-putrinya, adalah sosok Kartini yang diharapkan. Kesetaraan gender dalam berkarir adalah bagian dari perjuangan Kartini dalam hal memberi kesempatan belajar seluas-luasnya bagi kaum perempuan dalam berbagai bidang. Belajar dalam makna sederhana adalah belajar menjadi seorang ibu bagi putra-putrinya, belajar menjadi pendamping setia bagi pasangannya, belajar menjadi bagian dari masyarakat dengan tidak menjadi kelompok eksklusif, belajar menjadi cerdik dan dewasa dalam menghadapi perkembangan jaman dan mampu menjadi bijaksana dalam menghadapi permasalahan sosial yang terjadi di sekelilingnya. 

Menghadapi kemajuan jaman seperti saat ini menjadi bagian dari pembelajaran sebagai perempuan dalam era sekarang ini. Berbagai informasi mudah diperoleh, melalui berbagai kesempatan dan media. Maka dalam perkembangannya, cita-cita luhur Kartini harus terus dipertahankan. Dasar dari semua kemajuan dan perubahan pola pikir kaum perempuan karena sadar belajar dan mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal. Bahwa pendidikan menjadikan perempuan maju, bukan menjadikan perempuan melupakan kodrat dan martabatnya. 

Kembali kepada harkatnya sebagai perempuan, yang melahirkan anak-anaknya, mendidik dan menanamkan kemandirian, serta kebanggaan akan diri dan keluarganya, menanamkan akhlak dan moral melalui pendidikan agama dalam keluarga.

Organisasi Persit Kartika Chandra Kirana menyediakan kesempatan dan wadah untuk belajar berbagai hal. Belajar dalam istilahnya adalah perubahan perilaku dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa. Perilaku yang diharapkan dalam sifat dan watak anggota Persit Kartika Chandra Kirana adalah memiliki jiwa suci, setia, sepi ing pamrih rame ing gawe. Juga mempunyai watak ikhlas, rela, bijaksana dan cendikia. Serta memiliki sifat berani dan  bertanggung jawab. Luar biasa pandangan para pendahulu, pencetus berdirinya organisasi Persit Kartika Chandra Kirana, yang menjadikan amanah dan makna yang terkandung dalam sifat dan watak anggota Persit Kartika Chandra Kirana ini. Tidak dapat dipungkiri, hal ini sejalan dengan cita-cita mulia Kartini, yaitu mengharapkan kepada kaum perempuan untuk terus belajar dan berbuat dalam berbagai bentuk kegiatan demi kemajuan kaum perempuan, tanpa pamrih dan ikhlas rela serta            berani menghadapi kemajuan jaman serta sanggup mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Dalam contoh sederhana, sebagai anggota Persit Kartika Chandra Kirana, dapat memanfaatkan bidang pendidikan anggota dengan mengikuti berbagai pendidikan ketrampilan, dengan mengandalkan sumber daya di daerah masing-masing, disesuaikan dengan kebutuhan anggota dalam rangka peningkatan kesejahteraan anggota dan keluarganya. 

Di bidang budaya, anggota dapat ikut serta dalam melestarikan budaya daerahnya masing-masing. Dalam kenyataannya budaya Indonesia yang sangat kaya dan beragam merupakan aset yang dapat diperkenalkan dan ditampilkan dalam berbagai kesempatan perjamuan dan perhelatan di lingkungan internal organisasi maupun di lingkungan masyarakat bahkan sampai ke luar negeri. Masih banyak lagi sarana yang disediakan oleh organisasi Persit Kartika Chandra Kirana untuk mengembangkan diri sebagai anggota Persit Kartika Chandra Kirana yang trampil dalam berbagai bidang.

Lebih luas lagi sebagai anggota Persit Kartika Chandra Kirana dilatih untuk memiliki jiwa sosial yang tinggi, peduli terhadap lingkungan dan tidak mementingkan diri sendiri. Dalam berbagai kesempatan organisasi Persit Kartika Chandra Kirana ikut serta dalam membantu masyarakat, berada digaris belakang membantu memberikan dukungan moril dan materiil kepada warga yang sedang kesulitan dan membutuhkan bantuan misalnya ketika menghadapi bencana, sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap tugas pokok TNI Angkatan Darat.

Ada pula anggota Persit Kartika Chandra Kirana dengan yang memiliki profesi khusus, dapat terlibat langsung dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Persit Kartika Chandra Kirana. Hal ini lah yang menjadi harapan kita bersama, keberadaan anggota Persit Kartika Chandra Kirana dengan berbagai peran menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan cita-cita luhur dibentuknya organisasi yang mulia ini. Berbanggalah menjadi anggota Persit Kartika Chandra Kirana, karena dengan sifat dan watak "sepi ing pamrih came ing gawe" menjadi mutlak dimiliki oleh anggota Persit Kartika Chandra Kirana seperti apa yang dicita-citakan oleh Kartini. Berbuat tanpa meminta pamrih, tetapi berbuat demi kemajuan perempuan Indonesia melalui organisasi tercinta "Persit Kartika Chandra Kirana".

Terima kasih wahai Kartiniku

Semangat dan keteguhan perjuanganmu

Tak kan lekang oleh waktu

Karena ku tahu

Bukan semata materi tujuanmu

Tetapi perempuan yang mampu dan maju

Demi keluarga, bangsa dan organisasiku.....

Persit Kartika Chandra Kirana kebanggaanku.

 

By: Ny Tri Sasanti MS Fadhilah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun