Mohon tunggu...
Adrin Ma'ruf
Adrin Ma'ruf Mohon Tunggu... Dokter Hewan -

Dokter Hewan yg cinta menulis, dan berkarya.....

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

50 Tahun Nasib G30S/PKI

13 Oktober 2015   20:05 Diperbarui: 13 Oktober 2015   20:14 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketiga, adalah mereka yang secara sadar mengakui keterlibatan warga, dan militer dalam pelanggaran HAM itu. Kelompok ini setuju jika diadakan proses hokum untuk membuka apa yang sebenarnya terjadi. Mereka setuju jika Tap MPRS No XXV/1966 dicabut, dan ajaran komunis boleh disebarkan. Mereka berasumsi bahwa PKI sudah tidak memilki pengaruh kuat lagi di tanah air, sehingga mereka tidak akan laku dimasyarakat.

Dan Keempat, adalah orang-orang yang tidak mengalami suasana saat PKI sedang “berperang” dengan TNI, dan partai-partai lawan. Kedepan jumlah mereka yang tidak mengalami konflik dengan PKI semakin banyak, dan mungkin saat itu proses hukum bisa dilakukan walaupun pihak yang harunya bertanggung jawab sudah tidak ada.

Peringatan 50 tahun G30S/PKI sebaiknya kita persiapkan dengan berani menghadapi apa yang telah terjadi 50 tahun yang lalu kalau bangsa mau dibersihkan dari segala keterlibatan dan dosa kolektif terhadap sebagian saudara/saudari kita. Kita harus melakukanya bersama. Refleksi atas apa yang waktu itu terjadi tak boleh merupakan kegiatan dari LSM dan kaum intelektual saja. Kita bersama perlu melakukannya, bukan untuk saling menyalahkan, melainkan agar kita sama-sama dapat membersihkan hati kita. Maka kesediaan pemerintah untuk mengangkat kembali kasus-kasus pelanggaran HAM di masa lampau pantas dipuji. Kberanian menghadapi secara jujur, terbuka dan etis apa yang terjadi sebagai reaksi atas G30S/PKI perlu didorong oleh pemerintah. Namun sangat perlu DPR sebagai perwakilan rakyat juga mendukung proses itu dan melibatkan diri. Ormas-ormas agama perlu dilibatkan, iniversitas-universitas harus berperan, juga media dan seluruh masyarakat. Hal ini agar kesadaran akan kekerasan pasca G30S/PKI mempersatukan kita bukan malah memecah belah kita. Sudah sangat mendesak agar para korban mendapat keadilan. Baru sesudah itu kita boleh minta maaf.

 

Sumber :

Franz Magnis Suseno, membersihkan Dosa Kolektif G30S

Agus Widjodjo, Berdamai dengan Masa lalu

Salahudin Wahid, Sikap Warga NU terhadap PKI

Asi Warman Adam, 0 Tahun Studi G30S 1965

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun