Penyuluh Pertanian berperan sangat penting dan tidak bisa dianggap enteng lantaran perannya sangat vital dalam mendampingi petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian dari hulu hingga hilir sampai pemasarannya. Sebagai garda terdepan dalam pembanguan pertanian, penguatan harus terus dilakukan sekaligus memastikan produksi pertanian tidak berhenti (Syahrul Yasin Limpo). Dalam menjalankan visi misi ketugasannya di lapangan, penyuluh pertanian menilai dan mengusulkan pelaku utama yang dirasa di wilayah binaannya berhasil dan mau untuk menjadi penyuluh pertanian swadaya (PPS) yang kemudian diusulkan Kepada Dinas Pertanian kabupaten untuk diberikan SK Kepala Dinas.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) bapak Dedi Nursyamsi mengingatkan tentang strategi program aksi pengembangan SDM pertanian adalah regenerasi SDM pertanian yang berkelanjutan, penguatan profesionalisme dan kompetensi penyuluh baik ASN, Penyuluh Swadaya maupun Penyuluh Swasta. Penguatan peran penyuluh pertanian tentunya harus berbasis inovasi ilmu pengetahuan dan rekayasa teknologi, pengembangan kewirausahaan, jejaring usaha, kemitraan dan akses pasar serta penguatan kapasitas KEP (kelembagaan Ekonomi Petani) berbasis agro industri.
Penyuluh pertanian swadaya adalah pelaku utama yang berhasil dalam usahanya dan warga masyarakat lain dengan kesadarannya sendiri mau dan mampu menjadi PENYULUH. Penumbuhkembangan dan penguatan penyuluh swadaya dan swasta dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan yang berisikan manajemen dasar, penyuluhan pertanian, kewirausahaan, teknis, studi banding, workshop, magang, temu teknis temu lapang serta pameran.
Salah satu satu kegiatan  adalah penumbuhan dan pengembangan penyuluh pertanian swadaya melaksanakan kegiatan percontohan / demplot agar menjadi sarana belajar petani dan sarana pembuktian paket teknologi yang diterapkan dalam demplot tersebut.  Tujuan pelaksanaan demplot yang dilaksanakan salah satu PPS (Mulyono) dari kalurahan Gilangharjo Pandak Bantul dengan Tema Subtistusi Pupuk Bioslurry (Padat/cair) pada tanaman padi Merah Wangi dengan sistim Jajar Legowo 2:1 adalah :Â
1. Menerapkan Teknologi tanam Jajar Legowo 2:1, VUB, aplikasi pupuk organik, pengurangan bahkan tidak pakai pupuk kimia
2. Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap petani dalam aplikasi teknologi Jajar legowo 2:1
3. Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman dengan penerapan teknologi Jajar legowo 2:1
4. Sebagai tempat pembelajaran bersama para penyuluh ASN, penyuluh swadaya, petani.
5. Mempercepat penyebaran informasi paket teknologipertanian yang telah direkomendasikan.
6. Penyebaran varietas baru yang belum pernah dibudidayakan didaerah tersebut.
Adapun manfaat diadakan penumbuhan dan pengembangan penyuluh pertanian dengan metode Subtitusi pupuk Bio sllury pada tanaman padi merah wangi sistim Jarwo 2:1 adalah :Â
1. Merangsang petani untuk menerapkan teknologi Tanam Jajar legowo 2:1 serta mengaplikasikan pupuk organik dan varietas unggul baru dalam budidaya tanaman padi.
2. Menunjukkan keberhasilan teknologi Jajar legowo 2:1 kepada petani sesuai dengan situasi usaha taninya.
Teknik pelaksanaannya adalah :
Waktu dan Lokasi Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan pada  Oktober 2021 - Januari 2022 dilaksanakan dilahan sawah milik bapak Mulyono PPS kalurahan Gilangharjo Kapanewon Pandak Kabupaten Bantul.
Pelaksana
Pelaku kegiatan ini adalah penyuluh pertanian swadaya kalurahan Gilangharjo didampingi penyuluh BPP Pandak, DPPKP Bantul, DPKP DIY bersama anggota poktan Tani Harjo
Teknologi yang digunakan
a. Benih unggul Bermutu dan Umur bibit muda
Benih yang digunakan adalah benih bermutu lokal yaitu Padi Merah Wangi dengan umur bibit 15 hss pindah tanam.
b. Pengolahan tanah yang Baik
Pengolahan tanah dilakukan dengan handtraktor dengan kedalaman kurang lebih 20 cm dari permukaan tanah, sehingga unsur hara yang tidak terurai dapat terbalik dan menguap.
c. Sistim Tanam Jajar Legowo 2:1
Sistim tanam yang digunakan adalah sistim tanam jajar legowo 2:1 yang menurut penelitian, populasi tanaman bertambah sekitar 30 persen dari tanam tegel pada umumnya. Dengan jarak tanam 12 - 25- 50.
d. Pengendalian Gulma Ramah Lingkungan
Pengendalian Gulma dilaksanakan dengan sistim Gosrok pada umur tanaman 20 hst serta matun ( mencabut sisa Rumput)
Pengendalian Gulma
e. Aplikasi Pupuk Bioslurry padat cair
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk bioslurry padat yang di aplikasikansebelum dilaksanakan gosrok, sedang bio slurry cair dilaksanakan pada umur 25-28 hst dan aplikasi kedua pada 35-45 hstÂ
f. Pengairan Berselang
Pengairan dilaksanakan secara berselang yaitu dilakukan pengairan sedalam sekitar 4-5 cm kemudian ditutup semua lobang air agar tidak keluar airnya. Kemudian dilakukan pengairan kembali setelah tanah mengalami retak retak kecil agar sistim perakaran dapat bernafas, hal ini dapat mengoptimalkan pertumbuhan akar. Pengairan selanjutnya pada masi kritis ( Generatif dimana disitu mulai muncul malai, serta tahap pengisian bulir padi)
g. Pengendalian OPT ramah Lingkungan
Pengendalian OPT dilakukan denga aplikasi agensia hayati berupa PGPR, Paenbacilius, serta Beauveria Bassiana untuk mencegah adanya serangan hama penyakit dilakukan penyemprotan pada pesemaian, umur vegetatif, dam generatif
h. Panen pasca panen tepat.
Pelaksanaan penen dilakukan saat padi menguning sekitar 95 % agar hasil baik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H