"Tanyanya to the point. Kenal Riyan ya Mbak? Saudara atau calon suami?"
"Lalu jawabanmu?"
"Pernah jadi calon suami. Sekarang tidak lagi. Mau jadi suami orang lain."
"Siapa nama orang itu?"
"Lastri."
Riyan terdiam sebentar. Kemudian raut wajahnya berubah kembali cerah.
"Ternyata malah Fitri yang bisa memberi solusi," ucap Riyan gembira.
"Kok begitu?"
"Ya, dengan pembatalan Lastri, bukankah tak ada lagi yang merintangi hubungan kita?" tanya Riyan.
"Bukan Lastri yang merintangi hubungan kita, tapi sikap Mas Riyan sendiri yang merintangi. Saat harus tegas mengambil keputusan, Mas Riyan malah menyerahkan keputusan kepada orang lain."
"Owh begitu ya? Aku minta maaf Fitri atas ketidak-tegasanku. Orang tuaku sudah mendukungku untuk melamarmu."