Sambil mengobrol dengan kepala desa, lelaki itu rupanya memperhatikan perangkat desa yang sedang menangani permintaan surat menyurat. Mungkin juga karena memperhatikan Fitri, yang beberapa kali, tampak memberikan petunjuk.
"Tampaknya administrasi di desa ini, rapi sekali," lelaki itu kemudian mendekat usai mengobrol dengan Kepala Desa.
"Iya Pak, kami sedang memulai  pengarsipan secara online. Setiap surat menyurat terus dibuatkan arsip digitalnya, sehingga saat dibutuhkan lebih mudah mencarinya," jelas Rahmat, yang menjadi sekretaris desa.
"Tidak mengira saya, ternyata di sini perangkat desa juga punya pikiran yang maju," puji lelaki itu.
"Ini kami masih dibimbing Mbak Fitri, Mas. Dari dinas arsip."Â
Rahmat mengarahkan pandangan ke Fitri, diiikuti pandangan lelaki itu.
"Memang ya, setiap perubahan besar, di belakangnya pasti ada perempuan hebat," pujian lelaki itu tampaknya untuk membuka pintu percakapan dengan Fitri. Hanya Fitri tampak terlalu asyik memberikan penjelasan, sehingga tidak merespon.
Rupanya lelaki itu benar-benar ingin berkenalan dengan Fitri. Terbukti dia tetap menunggu di kantor desa sampai Fitri selesai memberikan bimbingannya.
(Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H