"Belum sempet"
"Belum sempet atau nggak berani membacanya"
"Sudah pinter sekarang ya. Tau aku nggak berani membacanya, eh malah kau kirim"
"Kenapa nggak berani membacanya. Kan tinggal baca, lalu kamu jawab atau cuekin. Simpel kan!!"
"Bukan itu. Aku takut ada huruf yang terlewat aku baca karena fokusku hilang akibat narasi WA mu"
"Terus, WA ku akan terus kamu biarkan tak terbaca?"
"Biarkan saja, biarkan menjadi tanda tanya Kotamu"
"Penakut!!"
Sejak saat itulah rasa bersalahku tak kunjung menghilang, bahkan terus memuncak. Jantungku seakan berhenti di tatapan terakhirmu, dan sejak saat itu mataku tak lagi kuat membuka whatsapp atau medos lainnya.
Pantai Indrayanti 2019
Sebuah narasi untuk Mas bro