Kita terkadang selalu menjatuhkan rasa sakit seeorang lebih dalam ke lembah tergelap. Ketika ia menjadi seorang pemuncak di pucuk lembah, kita hanya bersandiwara untuk menuruti semua perkataan, peraturan, maklumat kilat yang ia lontarkan. Namun sekarang, saat ia berada pada masa peristirahatan di tengah lembah lembah yang gelap, kita malah mencoba melakukan sedikit ejekan terhadapnya.
Ironi, bukan?
Posted in :https://rizkygustamaa.wordpress.com/
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!