Begitu pula ketika agresi militer Belanda II di Malang, 21 Juli 1947 lalu, warga Surabaya dengan sukarela ke Malang berjuang melawan Belanda.
Menurut Kyai Mashudi, pejuang laskar sabilillah yang masih hidup, hubungan antara pejuang Surabaya dan Malang nyaris tanpa ada pembeda. Ketika pejuang dari Malang sudah sampai di Surabaya, mereka akan melebur bersama-sama dengan pejuang dari Surabaya.Â
Ratusan pemuda Malang meninggal di Surabaya ketika 10 November 1945. Beliau menyayangkan persaudaraan yang erat selama perjuangan fisik, ternodai oleh suporter yang tidak bertanggungjawab.
Perdamaian antara bonek dengan aremania seharusnya tidak sulit untuk di lakukan jika semua pihak terutama pemerintah Surabaya dan pemerintahan di Malang Raya mempunyai tekad yang sama mendamaikan kedua suporter.Â
Tidak cukup usaha perdamaian di lakukan antara kelompok supporter Surabaya dan kelompok supporter Malang.
Menurut penulis ada beberapa langkah yang bisa di lakukan untuk mendamaikan secara permanen kedua supporter ini.Â
Pertama, buat lomba yang melibatkan kedua supporter, lomba memperebutkan hadiah yang besar. Bentuk kegiatan lomba bisa: jingle suporter, lomba banner, lomba esai dan lainnya.Â
Kedua, pasang banner yang menggambarkan perdamain, keakraban, kekeluargaan antar suporter Surabaya dan Malang.Â
Ketiga, ungkit lagi sejarah panjang perjuangan antar pemuda Surabaya dan pemuda Malang, tampilkan secara massif di baliho, radio dan media sosial. Keempat, Buat pelatihan perdamaian , yang alumninya menjadi motor perdamaian di Malang dan Surabaya.
Toh, kedua kota ini saling bergantung. Ribuan warga Malang bekerja di Surabaya tiap hari. Dan ribuan warga Surabaya berlibur di Malang tiap hari libur. Rivalitas antara Persebaya dan Arema cukup terjadi di lapangan hijau, sehingga pertandingan sepak bola bisa dinikmati.
Wassalam.