Mohon tunggu...
Imam Maliki
Imam Maliki Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia yang ingin berbuat lebih, melebihi rasa malas

Entrepreneur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Andai Aremania dan Bonek Tahu Peristiwa 73 Tahun Lalu

7 Mei 2018   11:41 Diperbarui: 8 Oktober 2022   09:33 4873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wmninspiration.blogspot.co.id/Bagus Java

Sebagai warga Malang, penulis tidak akan membahas secara khusus kiprah Aremania (suporter Arema), penulis juga tidak akan menyoroti secara khusus Bonek (suporter Persebaya). 

Rivalitas kedua supporter itu semua sudah saling tahu. Dan sepertinya juga sudah mulai diturunkan ke para pemuda belia. Upaya pendoktrinan kebencian terhadap suporter lain sangat gencar. 

Pembaca bisa melihat di sudut terminal, di toilet umum, di tembok rumah, di emperan toko, sepanjang jalan Malang-Surabaya hujatan terhadap suporter Bonek dan Aremania sangat massif. Rivalitas sempit yang terjadi antara oknum Aremania dan oknum Bonek.

Penulis menyebutnya oknum, karena tidak semua suporter menganggap lawannya orang yang harus dibenci. Penulis punya kedekatan kepada kedua suporter, mereka menghormati suporter yang lain.

Cukup prihatin ketika Arema bertanding ke Surabaya, mobil plat N diimbau tidak ke Surabaya, juga sebaliknya. 

Memang seringkali kedua suporter bentrok ketika bertemu, tapi tidak seharusnya itu diabadikan menjadi permusuhan yang berlarut-larut, ditambah narasi dari media yang seakan Persebaya dan Arema musuh abadi.

Permusuhan itu seakan dibiarkan dan di anggap sebagai pemanis kompetisi sepak bola, padahal imbas permusuhan itu telah mengakibatkan kerugian yang sangat banyak, baik materi maupun korban jiwa.

Imbas dari permusuhan itu juga mengakibatkan warga kedua kota terbesar di Jawa Timur itu was-was, ketika berkunjung ke Surabaya atau Malang saat pertandingan sepakbola.

BELAJAR DARI PERISTIWA 73 TAHUN LALU

Perseteruan antara Bonek dan Aremania sebenarnya bukan permusuhan yang mengakar. Pemuda Surabaya dan Pemuda Malang justru mempunyai sejarah persaudaraan yang justru kental. 

Pemuda Malang 73 tahun lalu tanpa diminta, berbondong-bondong ke Surabaya bukan untuk menggruduk pemuda Surabaya, melainkan membantu lahir batin warga Surabaya melawan kedatangan pasukan sekutu dengan nyawa sebagai taruhannya. 

Begitu pula ketika agresi militer Belanda II di Malang, 21 Juli 1947 lalu, warga Surabaya dengan sukarela ke Malang berjuang melawan Belanda.

Menurut Kyai Mashudi, pejuang laskar sabilillah yang masih hidup, hubungan antara pejuang Surabaya dan Malang nyaris tanpa ada pembeda. Ketika pejuang dari Malang sudah sampai di Surabaya, mereka akan melebur bersama-sama dengan pejuang dari Surabaya. 

Ratusan pemuda Malang meninggal di Surabaya ketika 10 November 1945. Beliau menyayangkan persaudaraan yang erat selama perjuangan fisik, ternodai oleh suporter yang tidak bertanggungjawab.

dokpri
dokpri
PERLU ADA REVOLUSI PERDAMAIAN

Perdamaian antara bonek dengan aremania seharusnya tidak sulit untuk di lakukan jika semua pihak terutama pemerintah Surabaya dan pemerintahan di Malang Raya mempunyai tekad yang sama mendamaikan kedua suporter. 

Tidak cukup usaha perdamaian di lakukan antara kelompok supporter Surabaya dan kelompok supporter Malang.

Menurut penulis ada beberapa langkah yang bisa di lakukan untuk mendamaikan secara permanen kedua supporter ini. 

Pertama, buat lomba yang melibatkan kedua supporter, lomba memperebutkan hadiah yang besar. Bentuk kegiatan lomba bisa: jingle suporter, lomba banner, lomba esai dan lainnya. 

Kedua, pasang banner yang menggambarkan perdamain, keakraban, kekeluargaan antar suporter Surabaya dan Malang. 

Ketiga, ungkit lagi sejarah panjang perjuangan antar pemuda Surabaya dan pemuda Malang, tampilkan secara massif di baliho, radio dan media sosial. Keempat, Buat pelatihan perdamaian , yang alumninya menjadi motor perdamaian di Malang dan Surabaya.

greennord27.blogspot.co.id
greennord27.blogspot.co.id
Sudah saatnya warga Malang dan warga Surabaya bebas melakukan aktivitas di kota Surabaya dan kota Malang tanpa ada kehawatiran.

Toh, kedua kota ini saling bergantung. Ribuan warga Malang bekerja di Surabaya tiap hari. Dan ribuan warga Surabaya berlibur di Malang tiap hari libur. Rivalitas antara Persebaya dan Arema cukup terjadi di lapangan hijau, sehingga pertandingan sepak bola bisa dinikmati.

Wassalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun