Garut bukan hanya terkenal dengan kuliner dodolnya. Kota yang terkenal dengan julukan "Swiss Van Java" ini juga mempunyai kuliner khas yang mendunia. Kopi garut adalah kuliner kekinian yang patut dibanggakan. Pasalnya, cita rasa kopi Garut sudah tercium ke seantero negeri  bahkan mancanegara.
Bagi yang bukan pecinta kopi mungkin sedikit terdengar asing karena kuliner kopi Garut bisa meretas jalan menuju pentas dunia. Fakta ini tidak bisa disangkal karena nyatanya kopi Garut bisa membawa perubahan pada perekonomian petani kopi di Garut. Apalagi kopi semakin digandrungi oleh generasi milenial.
Perlu kiranya penulis sampaikan beberapa hal terkait kopi Garut. Bagaimana sejarah kopi Garut, karakter lingkungan Garut, keistimewaan kopi Garut, dan torehan prestasi kopi Garut yang berhasil diraih pada beberapa ajang kompetisi.
Penghasil Kopi Robusta dan Arabika Terbaik di Jawa BaratÂ
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri Volume 19 Nomor 3, Desember 2013 menjelaskan bahwa Kopi lokal Garut pertama kali dibawa oleh orang Jepang yang berkunjung ke Desa Cisurupan, Kabupaten Garut. Pemberian kopi jenis arabika tersebut ditanam dan dikembangkan oleh masyarakat setempat. Bermula dari 6 pohon induk hingga kini masih tumbuh dan berproduksi dengan baik.
Pengembangan kopi arabika pun sejalan dengan penghasilan yang didapat. Inilah yang menjadi alasan ekspansi kopi arabika ditanam sampai ke Sukabumi, Bandung, dan kota-kota lainnya. Kopi arabika lokal garut tergolong kopi yang bagus karena disamping mutu dan cita rasanya yang baik, juga kuat bila terserang hama dan penyakit.
Selain kopi arabika, Kabupaten Garut pun menjadi penghasil kopi robusta terbaik di Jawa Barat. Kopi Robusta ditanam di dataran rendah pada ketinggian tempat 10 -- 700 mdpl, sedangkan Kopi Arabika ditanam pada ketinggian tempat di atas 800 mdpl. Pada tahun 2012 saja, luas areal tanaman kopi di daerah Cisurupan mencapai 3.491 ha dengan produksi sebanyak 819 ton kopi beras.
Produksi yang fantastis tersebut menjadikan Garut menyimpan potensi kuliner luar biasa yang berada di bumi Priangan Timur tersebut. Tidak heran jika tanaman kopi mulai menyebar dari dataran rendah sampai ke dataran tinggi yang melibatkan 10.716 Kepala Keluarga (KK) petani, 12.533 orang tenaga kerja dan 85 kelompok tani (Data dari Disbun Kabupaten Garut, 2012).
Pengembangan kopi Garut bukan hanya dilakukan oleh Dinas Perkebunan Kabupaten Garut, tetapi juga oleh Perusahaan Umum, Perusahaan Hutan Negara Indonesia (Perum Perhutani), melalui Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat atau dikenal dengan istilah PHBM yang juga melibatkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
Karakter Lingkungan Menyebabkan Kopi Garut Berkembang
Bulan basah dengan curah hujan lebih dari 100 mm/bulan terjadi selama 8 bulan dalam setahun sedangkan bulan kering dengan curah hujan kurang dari 60 mm/bulan dan bulan lembap dengan curah hujan antara 60 -- 100 mm/bulan masing-masing terjadi selama 2 bulan. Lalu berapa curah hujan yang cocok untuk tanaman kopi?
Curah hujan yang dibutuhkan tanaman kopi tergantung dari sifat retensi tanah, kelembapan udara, tingkat penutupan awan, dan praktik budidaya. Karakter lingkungan Garut termasuk baik karena curah hujan yang optimal untuk kopi Arabika yaitu 2.000 mm/tahun. Bulan kering yang berlangsung selama 2-4 bulan dalam setahun dibutuhkan untuk pembungaan.
Karakter lingkungan inilah yang membuat Garut memiliki produksi kopi Arabika varietas unggul. Terbukti dengan produksinya lebih tinggi daripada kopi di daerah lainnya. Masih berada dalam data Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, produksi kopi lokal Garut lebih banyak dibanding kopi Sigarat Utang yang mampu memproduksi 800-2.300 kg/ha, kopi Gayo 1 sebanyak 900 -- 1.200 kg/ha, lalu kopi Gayo 2 sebanyak 900 -- 1.100 kg/ha, dan kopi Kopyol yang mencapai 2.250 -- 2.530 kg/ha.
Aneka Kopi Garut
Keistimewaan kopi biji kuning Garut belum tahu pasti penyebabnya. Faktor lingkungan mungkin bisa jadi penyebab tumbuhnya kopi biji kuning Garut tersebut. Kopi yang ditanam di daerah Hutan Cisurupan (Daerah Cikajang dan Cikandan) merupakan varian unik dan hanya bisa ditemukan di Garut saja.
Dinas Pertanian Kabupaten Garut pun menyatakan bahwa varietas yang langka tersebut memiliki kualitas yang sangat bagus dan harum kopi yang sangat tajam. Pantas saja harganya lebih mahal dan bernilai ekspor. Selain sudah ditanam di beberapa kecamatan di kota Garut, kopi biji kuning Garut pun berpotensi dalam penjualan internasional.
Selain kopi biji kuning Garut, sedikitnya ada 7 jenis kopi Garut yang popular, antara lain :
1. Kopi Arabika Garut Buhun
Kopi ini berasal dari biji kopi yang diambil dari pohon yang sudah tua dengan tinggi pohonnya sekitar 3 -9 meter. Jenis kopi arabika ini memiliki kandungan kafein sebesar 1,4 persen dan memiliki rasa tembakau yang lebih khas. Ini dikarenakan dari aroma pohonnya yang tua.Â
2. Kopi Galigo Arabica Garut
Kopi ini memiliki khasiat mengurangi gula darah, mengurangi asam urat, dan aman dikonsumsi untuk penderita maag. Kopi arabika ini memiliki kekentalan yang pas dengan aroma wangi dan rasa asam yang khas di lidah.
3. Kopi Garut Samarang
Sesuai dengan namanya, kopi ini berasal dari daerah Samarang. Kopi Yellow Tipica ini memiliki karakter manis dan ada hint rasa anggur dan lemon. Kopi ini diproses semi wash dan light roast.
4. Biji Kopi Green Bean Arabica Java Garut
Biji kopi ini banyak ditemukan di Gunung Papandayan pada ketinggian 1600 mdpl. Apa yang membuatnya hijau adalah biji kopi tersebut sudah mengering sehingga warnanya menjadi kehijauan. Kopi ini memiliki karakter segar nutty dengan rasa herbal pedas dan karamel ringan.
5. Kopi Luwak Garut Asli
Garut juga termasuk produsen kopi luwak terbaik di Indonesia. Kopi luwak ini memiliki rasa pahit dan sedikit rasa asam. Kopi jenis ini mulai banyak diminati dan tergolong memiliki kualitas ekspor.
6. Biji Kopi Robusta Java Preanger Garut
Selain kopi arabika, kopi robusta juga banyak dihasilkan di Garut. Meskipun pangsa pasarnya lebih tinggi kopi Arabika. Tetapi kopi robusta tergolong mudah ditanam di dataran yang tak terlalu tinggi. Biji kopinya yang manis dengan tekstur kasar masih menjadi idola para pecinta kopi.
7. Kopi Garut Klasik
Kopi ini memiliki aroma karamel dan cokelat. Rasa asamnya rendah dan ada rasa manis dan body mild. Kopi garut klasik patut dicoba karena menjadi pembeda dengan kopi arabika lainnya.
Kopi Garut yang Mendunia
![Natanael Charis (kanan) sebagai Ketua Indonesian Coffee Master (sumber : Tribun Jabar)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/10/22/5-natanael-charis-5daead290d8230797a247414.jpg?t=o&v=770)
Tidak hanya sampai di ajang tersebut, bersama kopi Garut, Barista yang mendapatkan undangan ke London Coffee Festival tersebut berhasil menjadi satu-satunya wakil Asia yang berlaga di Coffee Masters Battle. Ia berkompetisi dengan barista kelas dunia lainnya yang mayoritas berasal dari Eropa dan Australia.
![Penghargaan terhadap kopi Indonesia di Paris (sumber : pasarmerop.kemlu.go.id)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/10/22/6-penghargaan-kopi-indonesia-5daeae9b097f36476c3fe3c3.jpg?t=o&v=770)
AVPA atau Agency for the Valorization of the Agricultural Products sebagai penggagas acara tersebut merupakan organisasi Perancis yang memiliki tujuan untuk memasarkan produk kopi dari seluruh negara sehingga bisa merambah pasar Eropa.
Kualitas kopi Indonesia, khususnya Garut, tidak kalah bersaing dengan kopi Eropa atau negara-negara Amerika latin dan Amerika Tengah lainnya.
Potensi Kopi Garut menjadi Kuliner Khas di era Milenial
![Kedai Kopi di Garut (sumber : Travel Kompas)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/10/22/7-kedai-kopi-garut-5daeaee8097f3628ee093a52.jpg?t=o&v=770)
Gaya hidup generasi milenial yang cenderung menyukai tempat berkumpul sambil asyik mengobrol merupakan potensi bisnis yang besar. Di kota-kota besar mudah sekali ditemukan kedai kopi mulai dari mall sampai dengan pinggiran kota. Membludaknya kedai kopi di perkotaan membuat konsumsi kopi semakin meningkat dalam tiga tahun terakhir.
Berdasarkan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian, konsumsi kopi nasional pada tahun 2016 mencapai 250 ribu ton dan tumbuh 10,54% menjadi 276 ribu ton. Pada periode 2016 - 2021 pun konsumsi kopi Indonesia diprediksi tumbuh rata-rata 8,22%. Sehingga pada tahun 2021, konsumsi kopi Indonesia bisa mencapai 370 ribu.
Inilah peluang bagi pengusaha kopi di Garut untuk melebarkan sayapnya. Industri pariwisata adalah tempat yang cocok untuk berkolaborasi. Tempat wisata Garut yang dipadukan dengan kedai-kedai kopi milenial membuat wisatawan tertarik. Apalagi cita rasa kopi Garut yang khas akan meninggalkan jejak di lidah wisatawan yang tidak akan terlupakan.
Dinas Pariwisata dan Dinas Pertanian kota Garut mungkin bisa berkolaborasi dengan pengusaha kedai kopi untuk memberdayakan petani-petani di Garut. Bukan hanya tentang peningkatan pendapatan yang naik tetapi juga membantu kesejahteraan petani.
Alhasil, Wistawan lokal ataupun wisatwan asing tidak lagi mengenal Garut sebagai kota dengan kuliner dodol yang terkenal. Kopi Garut sudah saatnya menjadi primadona kuliner kota Garut yang memesona.
Sumber Referensi TulisanÂ
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI