Oleh: Kang Erry
Dalam fisika, kita sering menemukan fenomena di mana materi dan partikel berpasangan satu sama lain. Konsep ini tidak hanya ada dalam ilmu pengetahuan modern tetapi juga tercantum dalam kitab suci Al-Qur'an, yang menyebutkan bahwa segala sesuatu diciptakan berpasangan. Salah satu ayat yang menyoroti ini adalah Surah Adh-Dhariyat (51:49):
"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah)."
Selain itu, Surah Yasin (36:36) juga menyebutkan:
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui."
Dalam fisika, pasangan partikel adalah konsep yang umum. Misalnya, dalam teori medan kuantum, setiap partikel memiliki pasangan antipartikelnya. Elektron memiliki positron sebagai antipartikel, neutron memiliki antineutron, dan demikian seterusnya. Fenomena ini menunjukkan bahwa penciptaan materi tidaklah acak tetapi memiliki pola tertentu yang menunjukkan kebesaran dan keindahan alam semesta.
Quantum Entanglement: Pasangan Fungsional
Quantum entanglement adalah fenomena fisika kuantum di mana dua partikel atau lebih saling terhubung sedemikian rupa sehingga keadaan satu partikel akan secara langsung mempengaruhi keadaan partikel lainnya, tidak peduli seberapa jauh jarak mereka terpisah. Fenomena ini menggambarkan bahwa pasangan tidak hanya ada secara struktural tetapi juga secara fungsional.
Misalnya, jika dua partikel terbelit (entangled), pengukuran keadaan satu partikel akan langsung menentukan keadaan partikel lainnya, meskipun mereka berada pada jarak yang sangat jauh. Hal ini menunjukkan bahwa pasangan tersebut memiliki koneksi yang lebih dalam dari sekadar hubungan fisik atau struktural; mereka memiliki hubungan fungsional yang signifikan.
Ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang menyebutkan bahwa segala sesuatu diciptakan berpasangan bisa diinterpretasikan dalam konteks penemuan ilmiah modern ini. Dalam alam semesta, segala sesuatu memang memiliki pasangan dan ini bisa dilihat dari dua perspektif:
Struktural: Segala sesuatu memiliki pasangan secara fisik, seperti elektron dengan positron, atom dengan atom lainnya dalam bentuk molekul, dll.
Fungsional: Seperti yang dijelaskan oleh fenomena quantum entanglement, di mana partikel-partikel berpasangan memiliki keterkaitan fungsi yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Hal ini menunjukkan bahwa alam semesta ini diciptakan dengan suatu pola dan keteraturan yang luar biasa, yang mencerminkan kebesaran dan kebijaksanaan Sang Pencipta. Dengan demikian, baik perspektif ilmiah maupun religius memberikan pandangan yang harmonis dan komplementer tentang keajaiban dan keindahan alam semesta yang kita huni.
Anti Materi dan Konsekuensinya :
Konsekuensi dari keberadaan antimateri dalam alam semesta masih menjadi subjek penelitian dan spekulasi dalam fisika teoretis. Pada saat Big Bang, teori menyatakan bahwa materi dan antimateri dihasilkan dalam jumlah yang sama. Namun, alam semesta yang kita amati hari ini didominasi oleh materi, sementara antimateri ada dalam jumlah yang sangat kecil. Ini adalah misteri yang dikenal sebagai asimetri materi-antimateri. Penyebab pasti dari asimetri ini masih belum sepenuhnya dipahami dalam fisika modern.Â
Sehingga memunculkan analisa mengenai antiverse. Â Istilah "antiverse" adalah konsep dalam fisika teoretis yang mengacu pada gagasan tentang adanya alam semesta yang merupakan cermin atau kebalikan dari alam semesta kita, di mana materi dan antimateri bertukar peran. Ini adalah bagian dari upaya fisikawan untuk memahami lebih dalam tentang sifat dasar alam semesta dan memperluas pemahaman kita tentang bagaimana alam semesta dapat terbentuk dan berevolusi.
Dalam alam semesta kita, materi adalah bahan yang kita kenal dan terdiri dari partikel-partikel seperti proton, neutron, dan elektron. Sebaliknya, antimateri adalah versi yang berlawanan dari materi, terdiri dari antipartikel seperti antiproton, antineutron, dan positron. Â
Konsep antiverse mengusulkan bahwa ada alam semesta lain, yang merupakan cermin dari alam semesta kita. Dalam antiverse, materi dan antimateri akan bertukar peran. Artinya, di antiverse, materi yang kita kenal dalam alam semesta kita akan digantikan oleh antimateri, dan sebaliknya.
Ada pertanyaan menarik.. Jika ada dua alam yang identik , mungkinkah kita sebenarnya sedang hidup dalam Antiverse, sebagai simulasi ujian untuk menjalani kehidupan di alam sesungguhnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H