Tiap tetesnya adalah isyarat bisu.
Kita bagai bintang yang terpisah jarak,
Menyusuri malam tanpa ujung dan arah,
Namun cinta ini tetap abadi di semesta,
Membias dalam pelangi harapan yang patah.
Pada setiap jejak, aku menulis namamu,
Dalam puisi yang tak berujung, tak berpangkal,
Seperti ombak yang setia mencumbu pantai,
Begitu juga rinduku, abadi dan pilu.
Namun kau adalah kata yang tak terucap,
Dalam sajak ini, kau adalah tanda berhenti,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!