Kelopak mimpi yang baru saja mekar di dada
Setiap tetes embun di pagi hari Â
Adalah doa yang kusemat dalam sulaman Â
Namun, panas terik siang menguapkan Â
Serpihan mimpi yang tersisa di ujung benang
Aku adalah penenun mimpi di tengah badai Â
Dengan jarum keberanian dan benang keteguhan Â
Setiap kali tersandung realita, tak kulepas Â
Jalinan mimpi yang terus kuperkuat
Kusulam dengan benang emas keinginan Â
Mengisi kekosongan malam yang sunyi Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!