Kita pernah ada, sepasang jiwa yang saling berjanji Â
Menganyam mimpi dalam gelap, merajut harap dalam sunyi Â
Dalam ruang tanpa nama, di balik bayang-bayang kota Â
Kita adalah bait-bait yang tak pernah tertulis di atas kertas
Matahari terbit untuk menyinari kita, atau begitu yang kita pikir Â
Namun cahayanya kini terasa bagai duri, menyengat luka-luka batin Â
Purnama yang pernah menemani malam kita, kini redup, Â
Bersembunyi di balik awan kelabu, tenggelam dalam hening yang beku
Aku melihatmu di sela-sela kerumunan, namun kau bagai bayangan Â
Tak terjangkau, tak tersentuh, meski hanya selangkah di depan Â
Apakah kita ini ilusi? Sekedar fantasi dalam benak yang resah? Â