Di bawah langit yang biru membentang,
Ada suara yang tak pernah padam,
Menggema dari sukma pemimpin besar,
Soekarno, sang api yang tak pernah pudar.
Dengan langkah tegap membelah zaman,
Bung Karno, pembawa cahaya dalam kegelapan,
Suaramu bak petir yang mengguncang bumi,
Membangunkan bangsa dari tidur panjangnya.
Oh, engkau, arsitek revolusi yang berani,
Membangun negeri dari puing-puing penjajahan,
Setiap kata yang kau ucapkan,
Menjadi bara semangat di hati kami.
Di matamu, kami melihat mimpi kemerdekaan,
Di tanganmu, terbentang jalan menuju kejayaan,
Dengan kepalan tangan yang menggetarkan,
Engkau ajarkan arti keberanian.
Bagai singa di medan pertempuran,
Suaramu mengaum, mengguncang jiwa,
Setiap pidatomu adalah nyanyian kebebasan,
Mengalir deras dalam darah setiap rakyatmu.
Dengan simbol Garuda, dengan simbol Banteng yang kau junjung,
Engkau jelmakan kebanggaan dalam tiap denyut nadi,
Bendera merah putih yang berkibar,
Menjadi saksi perjuanganmu yang tak kenal lelah.
Bung Karno, namamu terukir abadi,
Dalam sanubari bangsa yang kau cintai,
Semangatmu adalah nyala api,
Yang tak akan pernah padam, sampai akhir nanti.
Kini, di setiap sudut negeri ini,
Gema suaramu masih terdengar lantang,
Menggetarkan hati yang merindukan perubahan,
Menginspirasi jiwa yang haus akan keadilan.
Di puncak Monas, tinggi menjulang,
Ada bayangmu yang terus mengilhami,
Dalam tiap hembusan angin kemerdekaan,
Kami dengar bisikanmu yang abadi, Bung Karno.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H