Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mimpi Yang Terserak

5 Agustus 2024   10:14 Diperbarui: 5 Agustus 2024   10:35 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tepi malam, kususun kepingan mimpi  

Serpihan asa yang bertebaran di langit kelabu  

Mengalir bersama angin, terbang ke ufuk pagi  

Tersesat di antara bintang yang tak berpijar

Langit malam adalah kanvas mimpi-mimpiku  

Penuh lukisan harapan yang terserak tak menentu  

Setiap bintang adalah impian yang meredup  

Terjaring dalam jaring waktu yang tak kenal ampun

Kupetik satu bintang, kujadikan lambang cinta  

Dalam pelukan mimpi, kugenggam erat asa  

Namun angin malam terlalu kencang menerpa  

Luruhlah bintang, jatuh ke bumi bersama duka

Di bawah sinar rembulan yang redup  

Kutatap bayangan diri yang terpantul di genangan air  

Lautan mimpi yang penuh ombak kegelisahan  

Terhempas di tepian kenyataan yang keras

Aku berjalan di atas pasir harapan  

Yang terkikis oleh arus waktu yang tanpa henti  

Jejak langkahku hanyalah sisa kenangan  

Tertinggal dalam deburan ombak yang datang dan pergi

Di setiap langkah, kutemukan serpihan mimpi  

Kepingan yang terserak di sepanjang jalan hidup  

Kususun kembali dengan tangan penuh luka  

Mencoba merajut kembali jalinan mimpi yang terputus

Langit mulai terang, fajar menyingsing di ufuk timur  

Sinarnya mengusir kabut malam yang dingin  

Dalam cahaya pagi, kulihat mimpi yang terserak  

Menggeliat bangkit, menyatu dalam sinfonia kehidupan

Mimpi-mimpi yang terserak adalah bunga harapan  

Yang mekar dalam taman hati yang setia  

Meski badai kehidupan terus menerpa  

Takkan pernah kubiarkan mereka layu dalam kesendirian

Di ujung jalan, kulihat bayang diri  

Tersenyum dalam sinar pagi yang hangat  

Mimpi yang terserak telah kutemukan  

Menjadi pelita di kegelapan, penuntun langkahku menuju masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun