Di tepi malam, kususun kepingan mimpi Â
Serpihan asa yang bertebaran di langit kelabu Â
Mengalir bersama angin, terbang ke ufuk pagi Â
Tersesat di antara bintang yang tak berpijar
Langit malam adalah kanvas mimpi-mimpiku Â
Penuh lukisan harapan yang terserak tak menentu Â
Setiap bintang adalah impian yang meredup Â
Terjaring dalam jaring waktu yang tak kenal ampun
Kupetik satu bintang, kujadikan lambang cinta Â
Dalam pelukan mimpi, kugenggam erat asa Â
Namun angin malam terlalu kencang menerpa Â
Luruhlah bintang, jatuh ke bumi bersama duka
Di bawah sinar rembulan yang redup Â
Kutatap bayangan diri yang terpantul di genangan air Â
Lautan mimpi yang penuh ombak kegelisahan Â
Terhempas di tepian kenyataan yang keras
Aku berjalan di atas pasir harapan Â
Yang terkikis oleh arus waktu yang tanpa henti Â
Jejak langkahku hanyalah sisa kenangan Â
Tertinggal dalam deburan ombak yang datang dan pergi
Di setiap langkah, kutemukan serpihan mimpi Â
Kepingan yang terserak di sepanjang jalan hidup Â
Kususun kembali dengan tangan penuh luka Â
Mencoba merajut kembali jalinan mimpi yang terputus
Langit mulai terang, fajar menyingsing di ufuk timur Â
Sinarnya mengusir kabut malam yang dingin Â
Dalam cahaya pagi, kulihat mimpi yang terserak Â
Menggeliat bangkit, menyatu dalam sinfonia kehidupan
Mimpi-mimpi yang terserak adalah bunga harapan Â
Yang mekar dalam taman hati yang setia Â
Meski badai kehidupan terus menerpa Â
Takkan pernah kubiarkan mereka layu dalam kesendirian
Di ujung jalan, kulihat bayang diri Â
Tersenyum dalam sinar pagi yang hangat Â
Mimpi yang terserak telah kutemukan Â
Menjadi pelita di kegelapan, penuntun langkahku menuju masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H