Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kehidupan dalam Megahnya Hiperbola

2 Agustus 2024   17:00 Diperbarui: 2 Agustus 2024   17:03 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di lembah kehidupan, langit terbelah dalam pekik,

Mentari mencubit rembulan hingga pendar redup, serasa abadi.

Bukit-bukit berteriak, gunung-gunung berbisik,

Riak sungai menggulung awan dalam derasnya ombak mimpi.

Di lorong waktu, detik-detik menari dengan jubah emas,

Membelah samudra hampa dengan langkah-langkah berlian.

Setiap hela napas adalah badai yang menyapu jagat,

Menghentakkan tanah hingga gempa bertalu-talu.

Di hamparan takdir, hujan turun seperti karangan bintang,

Mengguyur semesta dengan lautan puisi yang tak bertepi.

Angin berbisik seperti deru sayap seribu burung phoenix,

Mengangkat beban jiwa ke puncak harapan tanpa batas.

Di dalam hati, cinta membara seperti gunung api,

Melelehkan es kutub dalam sekali pandang.

Rindu menggelegak seperti lahar, membanjiri lembah sukma,

Melukiskan pelangi di atas jejak-jejak luka.

Di rimba mimpi, pepohonan tumbuh hingga menembus angkasa,

Menggapai bintang dengan ranting-ranting harapan.

Bunga-bunga mekar seperti ledakan kembang api,

Menghias langit dengan warna-warni yang tak terlukiskan.

Di ujung perjalanan, matahari tenggelam dalam pelukan malam,

Memeluk bumi dengan selimut emas kelam.

Bintang-bintang bersinar seperti intan dalam gelap,

Menuntun langkah kita dalam keabadian tanpa henti.

Begitu megahnya hidup, dalam hiperbola tanpa batas,

Setiap detik adalah keajaiban yang tak tertandingi.

Mengukir sejarah dalam setiap langkah yang kita jejaki,

Menjadi saksi keindahan abadi dalam jejak kehidupan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun