Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membedah Fenomena Overshooting di Pemilu 1997

2 Agustus 2024   03:15 Diperbarui: 2 Agustus 2024   03:24 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. **Mobilisasi Massa dan Dana Kampanye**

   Golkar memiliki akses yang tak terbatas terhadap sumber daya finansial dan logistik. Mobilisasi massa dilakukan dengan intensif, dan dana kampanye yang melimpah digunakan untuk menarik dukungan masyarakat. Ini berbeda dengan partai-partai oposisi yang memiliki keterbatasan dalam hal sumber daya.

4. **Pengaruh Media**

   Media massa pada masa itu sebagian besar berada di bawah kontrol pemerintah. Pemberitaan yang cenderung menguntungkan Golkar dan menjelekkan partai-partai oposisi memberikan keuntungan tambahan bagi Golkar dalam meraih suara.

### Dampak Overshooting Terhadap Politik Indonesia

1. **Penguatan Kekuasaan Orde Baru**

   Kemenangan besar Golkar dalam Pemilu 1997 memperkuat kekuasaan Orde Baru. Dengan menguasai mayoritas kursi di DPR, Golkar memiliki kendali penuh dalam proses legislasi dan pemerintahan. Ini membuat rezim Soeharto semakin kokoh.

2. **Pelemahan Oposisi**

   Fenomena overshooting menyebabkan oposisi semakin terpinggirkan. Partai-partai seperti PDI dan PPP kesulitan untuk menandingi dominasi Golkar, dan upaya mereka untuk memperjuangkan perubahan politik menjadi semakin sulit. PDI dan PPP pun lagi lagi menjadi pelengkap penderita, dan bahkan di Pulau Jawa pertarungan politik tidak seimbang antara Golkar dan PPP minus PDI.

3. **Ketidakpuasan Publik**

   Kecurangan dan manipulasi dalam pemilu memicu ketidakpuasan di kalangan masyarakat. Banyak yang merasa bahwa pemilu tidak mencerminkan aspirasi mereka yang sebenarnya. Ketidakpuasan ini menjadi salah satu faktor yang mendorong munculnya gerakan reformasi pada tahun 1998.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun